Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2020, 07:51 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Situs purbakala di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, bakal menjadi titik strategis untuk menelusuri jejak Keraton Majapahit.

Keberhasilan mengungkap struktur talud di Kumitir dan bangunan bersejarah di dalamnya, diyakini akan memecah kebuntuan para arkeolog menelusuri lokasi yang menjadi pusat Kotaraja Majapahit.

Situs Kumitir, demikian para arkeolog menyebutnya, ditemukan di area persawahan dan kawasan pembuatan bata merah milik warga, di Dusun Bendo, Desa Kumitir.

Awalnya, benda purbakala yang ditemukan terdiri dari tumpukan bata kuno yang membentuk struktur dinding bangunan.

Setelah dilakukan ekskavasi (penggalian) awal, terungkap adanya struktur talud atau tembok penahan.

Situs purbakala itu kemudian dikenal sebagai Situs Kumitir dan disebut sebagai penemuan terbesar benda purbakala pada 2019.

Baca juga: Situs Kumitir di Mojokerto Diekskavasi, Arkeolog Target Temukan Struktur Talud

Ekskavasi Tahap Dua

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur kembali melakukan ekskavasi Situs Kumitir, sejak Agustus hingga September 2020.

Arkeolog BPCB Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, ekskavasi Situs Kumitir tahap dua menargetkan penemuan struktur talud.

Ekskavasi bertujuan mendeteksi keberadaan benda dan bangunan bersejarah di dalam kawasan talud.

Tujuan lainnya, untuk membuktikan hipotesis tentang talud yang diduga sebagai tempat pendharmaan raja Singasari, serta sebagai batas dari Kotaraja Majapahit.

Menurut Wicaksono, keberhasilan mengungkap struktur talud di Kumitir dan bangunan bersejarah di dalamnya, bakal menjadi titik strategis pada upaya penelusuran lokasi Kedaton atau Keraton Majapahit.

Dia menjelaskan, Kumitir yang menjadi lokasi penemuan talud, diyakini memiliki korelasi kuat dengan sejarah Kerajaan Majapahit.

Nama Kumitir, ujar Wicaksono, disebutkan dalam beberapa naskah kuno, Negarakertagama, Pararaton, dan Kidung Wargasari.

Kumitir disebut dalam naskah Negarakertagama sebagai tempat pendharmaan bagi Mahesa Cempaka, Raja Singasari yang meninggal pada 1280 Masehi.

Petugas ekskavasi Situs Kumitir melakukan penggalian di kawasan situs purbakala di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur,  Selasa (8/9/2020). Struktur yang digali berada di dalam kawasan talud Kumitir, berjarak beberapa puluh meter dari talud sisi timur.KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Petugas ekskavasi Situs Kumitir melakukan penggalian di kawasan situs purbakala di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur,  Selasa (8/9/2020). Struktur yang digali berada di dalam kawasan talud Kumitir, berjarak beberapa puluh meter dari talud sisi timur.

Adapun dalam kitab Pararaton, nama tempat pendharmaan dari Mahesa Cempaka adalah Kumeper, yang kemudian ditafsirkan sebagai Kumitir.

Kemudian, nama Kumitir juga disebutkan dalam naskah Kidung Wargasari sebagai batas timur dari Kotaraja Majapahit.

Baca juga: Peninggalan Sejarah Kerajaan Majapahit

"Kumitir ini digambarkan sebagai batas sisi timur dari Kotaraja Majapahit," kata Wicaksono kepada Kompas.com di Desa Kumitir, Selasa (8/9/2020).

Titik Penelusuran Kedaton

Wicaksono mengatakan, jika fakta-fakta arkeologis membuktikan talud kuno di Kumitir sebagai batas timur Kotaraja Majapahit, lokasi bekas Kedaton Majapahit lebih mudah ditelusuri.

"Ibarat main puzzle, kan lebih mudah dari pinggir dari pada memulainya dari tengah," jelas Wicaksono.

Situs Kumitir berada tidak jauh dari Candi Tikus dan Candi Bajang Ratu di Trowulan. Kedua candi itu berada di sebelah barat Situs Kumitir, berjarak sekitar 3 kilometer.

Wicaksono menambahkan, ekskavasi Situs Kumitir menjadi bagian penting dari sejumlah upaya menelusuri jejak Keraton Majapahit.

"Tujuan besarnya ke Kedaton (keraton) Majapahit, tapi kita mulai dari Kumitir. Kalau Kumitir sudah kita dapatkan batasnya, dari sini kita akan bergerak ke kotaraja," ujar dia.

Sejak Agustus hingga September 2020, tim ekskavasi dari BPCB Jawa Timur telah menyingkap sedikitnya enam titik di kawasan Situs Kumitir.

Menurut Wicaksono, dari total enam hektare luas kawasan Situs Kumitir, titik-titik yang sudah diekskavasi baru 30 persen.

Hasil Ekskavasi

Berdasarkan hasil ekskavasi pada Agustus hingga September, Situs Kumitir diinterpretasikan sebagai bangunan talud dengan panjang 318 dan lebar 197 meter.

Petugas ekskavasi Situs Kumitir melakukan penggalian di kawasan situs purbakala di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur,  Selasa (8/9/2020). Struktur yang digali berada di dalam kawasan talud Kumitir, berjarak beberapa puluh meter dari talud sisi timur.KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Petugas ekskavasi Situs Kumitir melakukan penggalian di kawasan situs purbakala di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur,  Selasa (8/9/2020). Struktur yang digali berada di dalam kawasan talud Kumitir, berjarak beberapa puluh meter dari talud sisi timur.

Bangunan talud dengan lebar 140 sentimeter tersebut memiliki orientasi bangunan dari barat ke timur dengan pintu gerbang di sisi barat.

Baca juga: Harimau Kurus dan Perut Kempis di Kebun Binatang, Polisi: Tidak Sekurus di Video

Wicaksono mengungkapkan, dari beberapa temuan struktur dinding talud, menggambarkan bahwa bangunan kuno itu dulunya juga berfungsi sebagai benteng. 

Menurut dia, dugaan awal sebelum ekskavasi, ada beberapa bangunan yang berdiri di dalam kawasan talud.

Asumsi itu kemudian terbukti dengan penemuan struktur bangunan yang terpendam dalam tanah pada kedalaman antara 1 hingga 1,8 meter.

Bangunan di dalam kawasan talud tersebut diperkirakan memilki luas 800 meter persegi dengan unsur penyangga bangunan berupa bata merah dan batu andesit.

Wicaksono menyebutkan, dimensi bata yang menjadi unsur bangunan Situs Kumitir, memiliki ketebalan antara 7-8 centimeter, panjang antara 36-38 centimeter, serta lebar antara 21-22 centimeter.

Ukuran bata kuno tersebut, ungkap Wicaksono, lebih besar dari ukuran bata pada masa kerajaan Majapahit, yang rata-rata memiliki panjang 32-33 centimeter.

"Dilihat dari dimensi ukuran bata, kemungkinan dibangun pada pra Majapahit atau awal Majapahit," kata ketua tim ekskavasi Situs Kumitir ini.

Berdasarkan hipotesis awal, jelas dia, talud di Kumitir merupakan tempat pendharmaan Mahesa Cempaka, kakek dari pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.

Tempat pendarmaan Mahesa Cempaka diperkirakan dibangun pada masa kerajaan Singasari, saat kerajaan itu dipimpin oleh Raja Kertanegara.

Baca juga: Borong Dukungan Seluruh Parpol, Anak Pramono Anung Berpotensi Lawan Kotak Kosong

Lalu, tempat pemujaan itu diperbaharui pada masa kerajaan Majapahit saat dipimpin Raja Hayam Wuruk.

Dugaan Wicaksono, posisi Keraton Majapahit tidak terlalu jauh dari bangunan talud di Kumitir.

Namun, tegas dia, Kedaton Majapahit tidak berada dalam kawasan talud meski ada temuan struktur yang menggambarkan talud Kumitir juga berfungsi sebagai benteng.

"Kalau bentuk Kedaton, saya berani bilang, tidak. Kumitir ini bukan pusat kotaraja atau Kedaton," kata Wicaksono.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tingkatkan Layanan Kesehatan di Blora, Mas Arief Minta RSUD dan Puskesmas Buka Kanal Aduan untuk Masyarakat

Tingkatkan Layanan Kesehatan di Blora, Mas Arief Minta RSUD dan Puskesmas Buka Kanal Aduan untuk Masyarakat

Regional
Ranperda APBD 2023 Blora Telah Disetujui, Bupati Arief: Semoga Pembangunan Berjalan Lancar

Ranperda APBD 2023 Blora Telah Disetujui, Bupati Arief: Semoga Pembangunan Berjalan Lancar

Regional
Perkuat Ketahanan Pangan, Pemprov Sulsel Gandeng GGP Lampung Kembangkan Budi Daya Tanaman Pisang

Perkuat Ketahanan Pangan, Pemprov Sulsel Gandeng GGP Lampung Kembangkan Budi Daya Tanaman Pisang

Regional
Bangun 29 Stadion Mini di Kabupaten Tangerang, Bang Zaki: Sarana Olahraga Itu Penting

Bangun 29 Stadion Mini di Kabupaten Tangerang, Bang Zaki: Sarana Olahraga Itu Penting

Regional
Miliki Banyak Prestasi dan Inovasi, Gubernur Olly Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Unsrat

Miliki Banyak Prestasi dan Inovasi, Gubernur Olly Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Unsrat

Regional
Persiapan KPU Sumba Timur Jelang Pemilu 2024, Siapkan 5.656 KPPS dan Aplikasi Identifikasi

Persiapan KPU Sumba Timur Jelang Pemilu 2024, Siapkan 5.656 KPPS dan Aplikasi Identifikasi

Regional
Bobby Nasution Harap Pujakesuma Sumut Ikut Andil Wujudkan Program Pembangunan di Kota Medan

Bobby Nasution Harap Pujakesuma Sumut Ikut Andil Wujudkan Program Pembangunan di Kota Medan

Regional
Bang Zaki Sebut Pesisir Kabupaten Tangerang Berpotensi Jadi Hutan Mangrove

Bang Zaki Sebut Pesisir Kabupaten Tangerang Berpotensi Jadi Hutan Mangrove

Regional
Dilantik Jadi Pj Bupati Tapin, Syarifuddin Siap Lanjutkan Program Prioritas

Dilantik Jadi Pj Bupati Tapin, Syarifuddin Siap Lanjutkan Program Prioritas

Regional
Bupati Arief Rohman Bertekad Kuat Kembangkan Pertanian Tembakau di Blora

Bupati Arief Rohman Bertekad Kuat Kembangkan Pertanian Tembakau di Blora

Regional
Sumba Timur Kaya akan Potensi Wisata, Pemerintah Berdayakan Komunitas Lokal dan Pengembangan Berkelanjutan

Sumba Timur Kaya akan Potensi Wisata, Pemerintah Berdayakan Komunitas Lokal dan Pengembangan Berkelanjutan

Regional
6.000 Lampu Terangi Jalan Raya Bandung Barat, Hengky Kurniawan: Janji Politik Kami Tuntaskan

6.000 Lampu Terangi Jalan Raya Bandung Barat, Hengky Kurniawan: Janji Politik Kami Tuntaskan

Regional
Alun-alun Cililin, Ruang Publik Berkonsep 'Little Madinah' di Bandung Barat

Alun-alun Cililin, Ruang Publik Berkonsep "Little Madinah" di Bandung Barat

Regional
Pemkab Blora Salurkan Ratusan Ton Beras untuk Masyarakat Kurang Mampu

Pemkab Blora Salurkan Ratusan Ton Beras untuk Masyarakat Kurang Mampu

Regional
TPA Jatibarang Terbakar, Mbak Ita: Diduga karena Semak Belukar Kering

TPA Jatibarang Terbakar, Mbak Ita: Diduga karena Semak Belukar Kering

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com