Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Kurus dan Perut Kempis di Kebun Binatang, Polisi: Tidak Sekurus di Video

Kompas.com - 09/09/2020, 06:39 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan seekor harimau sumatera kurus dan perut kempis di salah satu kebun binatang di Lamongan viral di media sosial.

Harimau sumatera itu merupakan satwa yang dipelihara di Maharani Zoo dan Goa Lamongan.

Polisi telah mendatangi kebun binatang itu untuk memastikan keberadaan harimau yang kurus tersebut pada Senin (7/9/2020).

Kapolsek Paciran AKP Supardi mengaku diminta Kapolres Lamongan AKBP Harun untuk mengecek kondisi asli dari harimau itu.

Supardi telah melihat dari dekat kondisi harimau sumatera tersebut.

Baca juga: Video Viral Harimau Kebun Binatang Perut Kempis, Polisi: Dokternya Bilang Masih Wajar


"Memang kurus, tapi tidak sekurus yang terlihat di video. Sebab, kata dokternya, bisa saja video itu dibuat sebelum jam makan yang rutin dilakukan setiap hari pukul 15.30 WIB," kata Supardi saat dihubungi, Selasa (8/9/2020).

Supardi juga meminta keterangan dari pihak pengelola dan dokter hewan yang merawat harimau itu. Menurutnya, kondisi harimau sumatera itu masih wajar.

"Dan dokternya bilang, semua masih dalam tahap kewajaran, karena tetap diurus sesuai aturan," ucap dia.

Kapolres Lamongan AKBP Harun mengaku sempat menginstruksikan jajaran Polsek Paciran untuk memastikan kebenaran video yang viral di media sosial itu.

"Masyarakat jangan berpikir negatif dulu, sebab semua kan memang perlu klarifikasi. Anggota kami kemarin sudah ada yang ke sana," kata Harun saat ditemui di Mapolres Lamongan.

Harun menerima laporan bahwa pihak kebun binatang masih memperlakukan satwa peliharan sesuai aturan.

"Kami juga sudah komunikasi (dengan pihak Maharani Zoo), kalau memang mereka tidak bisa mengurusi ya lebih baik diserahkan pada BKSDA atau pihak yang sanggup mengurusi. Tapi, mereka bilang bisa dan sanggup, ya sudah," kata Harun.

Sebelumnya, Koordinator Marketing Maharani Zoo dan Goa Lamongan Juli Tri Wahyuningtyas menjelaskan, alasan harimau sumatera itu terlihat kurus.

Menurutnya, hal itu disebabkan karena jarak antara tribun pengunjung dan dasar kandang yang cukup jauh, sekitar delapan meter.

Baca juga: Harimau Sumatera Terlihat Kurus dan Perutnya Kempis, Ini Penjelasan Kebun Binatang

Terlebih lagi, harimau sumatera memiliki berat badan dan kondisi berbeda dari jenis lainnya.

"Jadi faktanya itu kan harimau sumatera tidak sebesar harimau-harimau jenis lainnya, lebih langsing," kata dia.

Juli membantah bahwa harimau itu terlihat kurus karena tak terurus.

Meski jumlah pengunjung berkurang selama pandemi Covid-19, pengelola selalu memberikan makanan dan nutrisi yang sesuai anjuran kepada binatang.

"Untuk nutrisi dan makanan, meski pengunjung tidak banyak seperti sebelum pandemi dan sempat tutup juga beberapa bulan, tapi tetap kami berikan sesuai standar," tutur Juli.

 

Seekor harimau sumatera bisa menghabiskan enam sampai delapan kilogram daging dalam sehari. Makanan itu diberikan setiap sore.

"Jadi kami tidak ada mengurangi jatah makan di saat pandemi ini, bahkan nutrisi pun ada (diberikan)," kata Juli.

Baca juga: Video Viral Harimau Sumatera Kurus di Kebun Binatang, Perutnya Terlihat Kempis

Sebelumnya, sebuah video memperlihatkan seekor harimau yang terlihat kurus di sebuah kebun binatang viral di media sosial.

Bagian perut harimau itu terlihat mengempis seperti kekurangan makan.

Video berdurasi 13 detik itu diunggah akun Instagram @ndorobei. Dalam video itu terlihat seekor harimau kurus berjalan di kandang sebuah kebun binatang di Kabupaten Lamongan.

(KOMPAS.com - Kontributor Gresik Hamzah Arfah | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com