Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/09/2020, 05:21 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Rekaman video Bupati Jember Faida yang menyebutkan soal mahar politik yang mencapai miliaran rupiah untuk mendapatkan rekomendasi dari partai politik di Pilkada Serentak 2020, menjadi viral di media sosial.

Faida menjelaskan, kondisi itu membuat kepala daerah sulit untuk menjadi pemimpin yang tegak lurus.

Berita tersebut menyita perhatian pembaca Kompas.com di hari kemarin.

Sementara itu, kabar Mbah Ginem yang mendapat bantuan dari Presiden Jokowi juga menjadi sorotan.

Seperti diketahui, Mbah Ginem menjadi korban penipuan. Sebanyak 70 nasi bungkus dagangannya dibawa lari pembeli.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Heboh pernyataan Bupati Jember

Bupati Jember Faida, calon petahan pada PIlkada Jember saat mendaftarkan diri melalui jalur independen ke KPU JemberBAGUS SUPRIADI/KOMPAS.COM Bupati Jember Faida, calon petahan pada PIlkada Jember saat mendaftarkan diri melalui jalur independen ke KPU Jember

Faida mengungkapkan pandangannya, mahar untuk mendapatkan rekomendasi dari partai politik untuk maju pilkada menjadi ganjalan untuk mencari pemimpin yang tegak lurus.

"Dengan biaya puluhan miliar, saya pastikan sulit untuk menjadi pemimpin yang tegak lurus, apabila mengawali pencalonan pilkada dengan cara yang kurang terhormat, membeli kesempatan,” kata Faida.

Pernyataan itu menuai protes sejumlah tokoh politik di Jember.

Baca berita selengkapnya: Video Viral Bupati Jember Sebut Butuh Miliaran Rupiah untuk Dapat Rekomendasi Parpol

2. Mbah Ginem akhirnya tersenyum

Waginem (65) bersama kakak kandungnya Sutarmi (70) saat ditemui di rumahnya di Jalan Setiyaki Baru 2  RT 6 RW 8 Bulu Lor Semarang Utara.KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Waginem (65) bersama kakak kandungnya Sutarmi (70) saat ditemui di rumahnya di Jalan Setiyaki Baru 2 RT 6 RW 8 Bulu Lor Semarang Utara.

Waginem atau akrab disapa Mbah Ginem mengatakan, dirinya mendapat bantuan dari Presiden Joko Widodo berupa uang dan sembako.

"Enten saking Pak Jokowi bantuan sembako kalihan arta," katanya dengan wajah bahagia.

Tak hanya itu, dirinya juga sempat sempat bingung karena banyak orang-orang yang mendatanginya, beberapa ada yang meminta foto bersama.

"Tadi ada Bu Lurah, Pak RW, Bu RW, tiyang katah wau (orang banyak tadi). Kalihan Bu Ita (Wakil Wali Kota Hevearita G Rahayu) kulo diparingi bantuan sembako kalihan arta kangge modal sadeyan malih (saya diberikan bantuan sembako dan uang buat modal jualan lagi)," kata Mbah Ginem, Minggu.

Baca berita selengkapnya: Dapat Bantuan dari Jokowi dan Wawali Semarang, Mbah Ginem Kembali Tersenyum

3. Nasib 13 perawat di RSUD Sulbar

Para perawat ruang isolasi Covid-19 yang diminta berhenti dan pergi dari penginapanKOMPAS.COM/JUNAEDI Para perawat ruang isolasi Covid-19 yang diminta berhenti dan pergi dari penginapan

Nasib 13 perawat di RSUD Sulbar terkatung-katung usai bekerja selama lima bulan lebih.

Dari informasi yang diperoleh, mereka diberhentikan tanpa alasan yang jelas.

Selain diberhentikan, ke-13 perawat ini belum menerima insentif dan diminta keluar dari tempat penginapan yang selama ini dihuni sejak bertugas sebagai perawat.

Baca berita selengkapnya: 13 Perawat Pasien Corona Diberhentikan, Diminta Pergi Meski Honor Belum Dibayar 3 Bulan

4. Soal patok negara bergeser di Kantor Pak Camat

Papan peringatan batas negara RI - Malaysia terpasang tepat di depan kantor camat Sebatik Utara (Sabri) Papan peringatan batas negara RI - Malaysia terpasang tepat di depan kantor camat Sebatik Utara (Sabri)

Menurut Camat Sebatik Utara, Zulkifli, setiap hari harus menjadi pendatang haram atau imigran gelap karena masuk Negara Malaysia secara ilegal.

Hal ini dikarenakan jalan menuju kantor Camat Sebatik Utara, Nunukan, Kalimantan Utara, bakal menjadi wilayah Malaysia merujuk hasil pengukuran Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Juru Ukur Pemerintah Malaysia (JUPEM) pada Juni 2019.

"Pendatang haram itu istilah kita ketika kita rapat bersama BNPP, karena pergeseran patok yang terjadi membuat kantor Camat Sebatik Utara tidak memiliki jalan masuk, kan kalau kita masuk negara orang tanpa izin dan tanpa dokumen namanya illegal, istilah Malaysianya pendatang haram," ujarnya, dihubungi, Senin (7/9/2020).

Baca berita selengkapnya: Patok Batas Negara Bergeser, Papan Peringatan Dipasang Depan Kantor Camat

5. Wabah Covid-19 di Riau

Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus corona

Berdasar data yang diperoleh, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir menjelaskan ancaman Covid-19 semakin meluas.

Saat ini jumlah anak dan bayi yang terinfeksi corona sedang meningkat.
"Angka kasus Covid-19 pada anak dan bayi setiap hari ada penambahan. Kemarin ada 22 pasien anak dan dua pasien bayi. Sehari sebelumnya bertambah 24 anak," kata Mimi kepada wartawan, Senin (7/9/2020).

Baca berita selengkapnya: Kasus Covid-19 di Riau Meluas, Hampir Sepekan Selalu Ada Anak Tertular

(Penulis: Kontributor Jember, Bagus Supriadi, Kontributor Semarang, Riska Farasonalia, Kontributor Polewali, Junaedi, Kontributor Nunukan, Ahmad Zulfiqor, Kontributor Kompas TV Pekanbaru, Citra Indriani | Editor: Aprillia Ika, Teuku Muhammad Valdy Arief, Khairina)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com