Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lubang Bekas Tambang Batu Bara Kembali Makan Korban, 2 Pelajar SMP Tewas Tenggelam

Kompas.com - 07/09/2020, 21:09 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

 

SAMARINDA, KOMPAS.com – Dua pelajar SMP dilaporkan tenggelam di lubang bekas tambang batu bara di Desa Krayan Makmur, Blok 3B, Long Ikis, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, Minggu (6/9/2020).

Kedua korban berinisial MRS (14) dan MAP (14).

Anggota Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser, Putu Budi menjelaskan awalnya kedua korban ini bersama empat rekannya hendak rekreasi di kolam bekas lubang tambang itu.

Baca juga: 3 Orang Tewas di Lubang Tambang Emas Tradisional di Bengkulu, Polisi Investigasi Penyebabnya

Keenam pelajar ini berangkat dari Tanah Grogot ke sekitar pukul 13.00 Wita menuju lokasi lubang tambang yang tak direklamasi tersebut. Mereka tiba di lokasi pukul 15.00 Wita.

Orang setempat, kata Budi, menyebut kolam itu “danau biru” sebagai tempat rekreasi. Karena airnya terlihat biru.

“Saat tiba kedua korban ini berenang hendak menarik rakit dari tengah danau menuju tepi,” ungkap Budi saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/9/2020).

Karena kelelahan, kedua korban sempat dibantu oleh rekannya namun tak bisa tertolong hingga akhirnya keduanya tenggelam.

“Mereka enggak pakai baju pelindung (pelampung). Saat dibantu rekannya mereka sempat tarik menarik, tapi enggak bisa tertolong,” tuturnya.

Saat ke lokasi tim dari BPBD Paser mengevakuasi kedua korban dan sudah tak bernyawa. Jenazah dibawa ke rumah korban di Tanah Grogot.

Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, Pradarma Rupang menyebut kedua korban tersebut merupakan korban ke-38 dan 39 yang meninggal di bekas lubang tambang di Kaltim.

“Lubang tambang itu masuk konsesi PT SDH dengan luas konsesi sebesar 186,05 hektar yang berlokasi di desa tersebut,” ungkap Rupang saat dikonfirmasi terpisah.

Baca juga: Puluhan Lubang Tambang di Bengkulu Ditemukan Tidak Direklamasi

Izin Usaha Pertambangan (IUP) perusahaan ini terbit pada 1 Juni 2011 dan berakhir pada 22 Maret 2016.

Selama ditinggalkan perusahaan, menurut Rupang, warga setempat menjadikan sebagai “obyek wisata”.

“Pemerintah harus bertanggungjawab karena rekomendasinya telah menyebabkan nyawa orang hilang,” tegas dia.

Atas kejadian yang berulang terus menerus ini, Jatam mengecam ketidakpedulian pemerintah daerah dan pemerintah pusat yang terkesan tak lamban memberi perlindungan terhadap bahaya lubang bekas tambang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com