Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi Susur Sungai, Guru SMA Temukan Tengkorak Diduga Kepala Macan Tutul Jawa

Kompas.com - 07/09/2020, 16:35 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur menindak lanjuti temuan kerangka  diduga kepala macan tutul jawa atau Panthera pardus melas.

Kerangka itu ditemukan oleh warga di aliran Sungai Metro, Kelurahan Merjosari, Kota Malang.

Tim dari BBKSDA sudah mengamankan kerangka tengkorak itu untuk dikirim ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bogor untuk diuji laboratorium.

“Ini baru diduga (kepala macan tutul jawa), sekali lagi saya sampaikan kepastikannya nanti diuji lab LIPI,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI Probolinggo BBKSDA Jawa Timur, Mamat Ruhimat, Senin (7/9/2020).

Baca juga: Kisah Penyelamatan Anak Macan Tutul Terjebak di Peternakan Ayam, Kelaparan dan Gigit Sepatu Boots

Mamat mengatakan, dugaan bahwa kerangka tengkorak itu merupakan kepala macan tutul jawa berasal dari pengamatan struktur visual.

Kerangka itu menjorok ke depan dan menyerupai moncong macan tutul jawa.

“Kalau kami lihat dari kerangka ini, kalau harimau terlalu kecil, bisa jadi ini macan tutul. Karena di sini habitat macan tutul masih ada. Namun demikian, kita tidak bisa memastikan 100 persen sebelum ada jawaban dari pihak LIPI setelah diuji lab,” ujar dia.

Kerangka tengkorak itu seberat 8 ons. Tinggi bagian belakang 13 sentimeter, lebar 21 sentimeter.

Tinggi bagian depan 5 sentimeter, lebar 8 sentimeter. Sedangkan panjangnya 15 sentimeter.

Ditemukan saat susur sungai

Kerangka tengkorak itu ditemukan oleh Lulut Edi Santoso saat menyusuri Sungai Metro pada Jumat (4/9/2020) malam.

Kerangka berupa tulang itu tersangkut di sela batu di kedalaman satu meter di bawah air.

Guru seni di SMAN 3 Kota Malang itu lantas mengangkat kerangka itu ke permukaan.

Karena kerangka itu tidak biasa, dia lantas mengamankannya dan menyerahkannya kepada warga setempat untuk dilaporkan ke BBKSDA.

Baca juga: Macan Tutul Berkalung Cip yang Memangsa 8 Anjing Berhasil Ditangkap

“Dari struktur muka, kemudian bola mata yang begini, tidak cocok kalau binatang ternak,” kata dia.

Lulut bersama sejumlah rekannya memang sering menyusuri aliran sungai itu untuk mencari artefak sejarah masa lalu.

Sebab, sungai yang berhulu di hutan Gunung Kawi itu diperkirakan menyimpan banyak peninggalan Kerajaan Kanjuruhan yang berkuasa pada abad ke-8 masehi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com