Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Motif Kain Kapal Lampung Muncul di "Gerbang Kota" Amsterdam

Kompas.com - 07/09/2020, 11:26 WIB
Tri Purna Jaya,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Tulip Palepai ini, kata Jennifer, dibuat dari susunan (kolase) kelopak 30 varietas bunga tulip.

Warna-warna yang terlihat dari karyanya itu adalah warna bunga tulip sesungguhnya, bukan diberikan pewarna buatan.

Agar bisa mendapatkan warna yang diinginkan untuk Tulip Palepai itu, Jennifer menghabiskan waktu dua tahun untuk meneliti ukuran, warna, dan bentuk bunga tulip.

Lebih dari 100.000 kelopak bunga tulip kering digunakan untuk membuat karya seni tersebut.

Setelah semua bahan terkumpul, kelopak bunga tulip kering itu disusun di atas kaca sesuai sketsa.

Hasilnya, lahir sebuah karya seni bernapaskan dua kebudayaan, Belanda dan Lampung.

“Saya sangat menyukai material-material yang mempunyai makna kebudayaan dalam karya saya,” kata Jennifer.

Kain kapal ini sendiri adalah kain tradisional khas Lampung yang sudah menjadi barang langka.

Ada tiga macam Kain Kapal apabila dilihat berdasarkan panjangnya kain, yakni Nampan yang berukuran kurang dari 1 meter.

Nampan ini digunakan untuk pelapis nampan pada acara pernikahan adat Lampung.

Kemudian, Tatabin yang panjangnya lebih dari 1 meter yang biasa digunakan sebagai hiasan dinding.

Kemudian Palepai atau Pelepai yang panjangnya 3 meter atau lebih.

Palepai ini biasa digunakan untuk hiasan dinding oleh orang yang memiliki kedudukan di masyarakat adat Lampung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com