Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaftaran 4 Paslon Kepala Daerah di Simalungun Abaikan Protokol Kesehatan

Kompas.com - 06/09/2020, 20:33 WIB
Teguh Pribadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Simalungun mendaftar di KPU Simalungun.

Di masa pandemi Covid-19 timbul kerumunan yang tak terbendung akibat ratusan pendukung dan simpatisan para paslon.

Pendaftaran calon kepala daerah dibuka Jumat 4-6 September 2020. Keempat paslon yang diterima KPU Simalungun, yakni Anton Saragih-Rospita Sitorus, Radiapoh Hasiolan Sinaga- Zonny Waldi, Irjen Pol (Purn) Wagner Damanik-Abidinsyah dan Mujahidin Nur Hasyim- Tuppak Siregar.

Proses pendaftaran calon itu berlangsung selama tiga hari.

Pada masa pandemi Covid-19, para paslon datang dengan iring-iringan ratusan pendukung dengan konvoi, diantar dengan tari-tarian hingga konser di atas mobil truk terbuka.

Baca juga: Pilkada Simalungun 2020 Hanya Diikuti Satu Paslon dari Jalur Independen

Meski dikawal aparat polisi dan TNI, kerumunan ratusan warga pendukung tak dapat dibendung di halaman kantor KPU Simalungun di Jalan Rohailam Saragih, Pamatang Raya, Kabupaten Simalungun

Upaya KPU Simalungun untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seakan hanya formalitas. Kerumunan para pendukung calon yang datang ramai-ramai dibiarkan begitu saja.

Klaim jumlah pendukung

Pasangan calon jalur perseorangan, Wagner-Abidinsyah mengaku kedatangan para pendukungnya saat pendaftaran bersifatspontanitas. Pendukung yang ia maksud datang dari komunitas penarik becak.

Pun begitu ia mengaku tidak bisa meminta agar pendukungnya tak hadir. Ia mengklaim kedatangannya ke KPU Simalungun hanya diantar 50 unit mobil.

"Itu spontanitas masyarakat sendiri. Tapi kalau mereka mau datang kan gak mungkin kita larang. Jadi dari rumah tadi kalau nggak salah ada 50 kendaraan (mobil) ya kurang lebih sekitar dua ratus orang," ucap Wagner Damanik usai pendaftaran, Sabtu (5/9/2020) kemarin.

Pernyataan serupa juga disampaikan paslon Radiapoh-Zonny. Kedua pasangan ini menyempatkan konvoi sebelum datang ke KPU Simalungun. Di depan rombongan, pasangan ini naik mobil tua merk Volkswagen tanpa atap.

Menurut Radiopoh, kerumunan masyarakat di tengah pendaftaran dirinya adalah bentuk eforia. Pasangan ini datang dengan truk terbuka, dimeriahkan pentas reog dan tari tortor sombah.

"Begitu eforianya masyarakat di jalan. Mereka datang sendiri. Mungkin sekitar 2.000 sampai 3.000 orang. Ini bukan hanya mendukung tapi murni kemenangan Simalungun ke depan," kata pria yang namanya disingkat RHS.

Selain pasangan Anton-Rospita yang diantar dengan iring iringan mobil pada hari pertama pendaftaran, kejadian serupa terjadi saat Hasim-Tuppak tumpah dihari penutupan pendaftaran, Minggu (6/2020) sore.

Para pendukung menyebut, warga bertolak dari masing masing kecamatan di Simalungun, berkumpul di Jalan Merdeka Kota Pematangsiantar lalu bertolak ke KPU Simalungun.

Ribuan orang lengkap memakai kaos bertulis Hasim-Tuppak beriringan datang dengan Angkutan Desa dan mobil truk terbuka lengkap dengan alat musik dan sound system.

Tak tanggung-tanggung, paslon ini menggelar konser di atas truk yang diparkir di depan gedung KPU. Para pendukung berjoget ria menyaksikan aksi penyanyi yang diiringi band.

Salah seorang pendukung, Mela (17), mengaku datang bersama 35 orang lainnya dari Nagori Dolok Parmonangan, Kecamatan Hatonduan. Mela merasa khawatir di tengah kerumunan warga.

"Agak takut sih karena Covid-19, tapi tadi pas mau kadi kasih masker. Kami tadi dari rumah naik angkot," ujarnya.

Belum bisa ambil tindakan

Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Simalungun, Adil Saragih mengatakan, pihaknya untuk saat ini belum bisa mengambil tindakan atas kerumunan tersebut.

Menurut Adil, kerumunan yang ditimbulkan selama pendaftaran calon kepala daerah masih kewenangan Gugus Tugas.

Ia mengatakan penerapan protokol kesehatan oleh KPU Simalungun sudah dilakukan sesuai dengan standar prosedur. Hanya saja, kerumunan yang terjadi diluar gedung tak bisa dibendung.

Adil Saragih juga mengakui, selama tahapan pendaftaran terjadi kerumunan meski TNI/Polri dan GTPP Covid-19 berada di lokasi saat tahapan pendaftaran calon.

Pihaknya juga sempat meminta KPU Simalungun untuk melakukan evaluasi. Namun hingga hari terakhir kerumunan masih terus terjadi.

"Kalau kerumunan yang di luar gedung itu bukan kewenangan kita lagi. Tapi proses pendaftaran di dalam gedung dan aula KPU itu sudah sesuai dengan prosedur," kata Adil ditemui di kantor KPU Simalungun, Minggu sore.

Baca juga: Saat Bupati Simalungun Beri Penghormatan pada Almarhum Kepala Puskesmas yang Sempat Terinfeksi Corona

Di tempat yang sama, Ketua KPU Simalungun Raja Ahab Damanik mengakui para paslon abai akan protokol kesehatan. Kerumunan para pendukung dan simpatisan terjadi tiga hari pendaftaran dibuka.

Raja menuturkan, sejauh ini pihaknya hanya mengimbau paslon agar mengikuti protokol kesehatan.

"Sejauh ini kita hanya sebatas mengimbau. Kita tidak bisa menindak itu secara tegas," ucap Raja Ahab.

Setelah tahapan pendaftaran, kata Raja, ke depan tahapan yang diselenggarakan, penegakan aturan dan penindakan serta pelanggaran akan menjadi kewenangan Bawaslu.

Dijelaskannya bahwa proses pendaftaran paslon sudah dilakukan sesuai protokol kesehatan, dengan membatasi jumlah yang hadir di aula sebanyak 20 orang, yakni paslon, tim penghubung dan pengurus parpol.

"Tidak ada aturan secata tegas soal itu. Kita hanya mengimbau paslon saja," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com