Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggalkan PDI-P, Mulyadi-Ali Mukhni Daftar Pilgub Sumbar dengan Demokrat dan PAN

Kompas.com - 06/09/2020, 19:40 WIB
Perdana Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Kendati sudah diumumkan bakal diusung oleh PDI-P, namun akhirnya pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Barat, Mulyadi-Ali Mukhni hanya diusung Demokrat dan PAN.

Mulyadi-Ali Mukhni mendaftar ke KPU Sumbar, Minggu (6/9/2020) dengan hanya diusung Demokrat dan PAN.

Dua partai tersebut sudah memenuhi syarat untuk mengusung calon karena jumlah kursi kedua partai itu melebihi persyaratan.

Baca juga: Ratusan Pendukung Fakhrizal-Genius Abaikan Protokol Kesehatan di KPU Sumbar

Demokrat dan PAN sama-sama mendapatkan 10 kursi di DPRD Sumbar. Sedangkan persyaratan hanya 13 kursi.

"Segala persyaratan Insya Allah sudah lengkap, dan sudah kita konsultasikan juga," kata Mulyadi saat akan masuk ke ruangan pendaftaran.

Mulyadi juga bersyukur datang bisa didampingi pasangannya Ali Mukhni yang sudah sembuh dari Covid-19.

Sebelumnya, bupati Padang Pariaman tersebut terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi beberapa hari.

"Alhamdulillah, Pak Ali Mukhni sudah bisa bersama kita hari ini, beliau sudah sembuh,” ungkap Mulyadi.

Sebelumnya, Mulyadi-Ali Mukhni sebenarnya juga bakal diusung PDI-P, selain Demokrat dan PAN.

Bahkan, Mulyadi sudah mendapatkan dukungan yang diumumkan langsung Ketua DPP PDI P Puan Maharani pada Rabu (2/6/2020) lalu.

Hanya saja saat itu, Puan Maharani mengeluarkan kata-kata "Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila," sehingga kalimat itu memicu polemik dan reaksi keras dari masyarakat Sumbar.

Melihat kondisi itu, akhirnya Mulyadi-Ali Mukhni tidak jadi mengambil dukungan dari PDI-P dan cukup dari Demokrat dan PAN.

Kemudian, sikap itu ternyata mendapat reaksi keras dari Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.

Baca juga: Hanya Diusung Gerindra, Pasangan Nasrul Abit-Indra Catri Daftar ke KPU Ikut Pilgub Sumbar

Hasto menilai, calon Gubernur Sumatera Barat Mulyadi tak memiliki sikap kepemimpinan yang kokoh lantaran mengembalikan rekomendasi pencalonan dari partainya.

"Sejak awal saya sudah menduga bahwa Mulyadi tidak kokoh dalam sikap sebagai pemimpin, sehingga mudah goyah dalam dialektika ideologi," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Minggu (6/9/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com