Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dagangan dan Uang Dibawa Kabur Pembeli, Mbah Ginem Ikhlas dan Tak Kapok Jualan

Kompas.com - 05/09/2020, 13:08 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Waginem (65) atau akrab disapa Mbah Ginem mengaku tetap akan berjualan meskipun telah kehilangan 70 nasi bungkus dan uang senilai Rp 400.000 yang dibawa kabur seorang pembeli, Jumat (4/9/2020). 

Perempuan warga Jalan Setiyaki Baru 2, Bulu Lor, Semarang Utara, tersebut mengaku, setelah suaminya meninggal dunia, dirinya bertahan hidup dengan berjualan nasi bungkus.  

"Mboten kapok, nek mboten sadeyan mangke uripe pripun (Tidak kapok, kalau tidak jualan nanti hidupnya gimana)," katanya saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Jalan Setiyaki Baru 2, Bulu Lor, Semarang Utara.

Selain itu, dirinya juga tak berencana akan melapor ke polisi. Menurutnya, kejadian itu dia terima dengan ikhlas.

Baca juga: Mbah Ginem Menangis, Nasi Bungkus dan Dompetnya Ludes Dicuri Saat Jualan Keliling

"Kulo pasrah ikhlas lahir batin. Mboten laporan. Rejeki pun enten sing ngatur (Saya pasrah dan ikhlas. Rejeki sudah ada yang mengatur," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, saat berjualan di sekitar Kampung Poncowolo, Mbah Ginem dipanggil seorang wanita yang diduga hendak membeli nasi bungkus dagangannya.

Saat itu, menurut Mbah Ginem, wanita itu akan memborong semua nasi bungkus yang totalnya semua sekitar Rp 200.000.

"'Mbah dodol opo to mbah?' Tak tebas kabeh kene segone. (Mbah jual apa? Tak borong semua sini nasinya)," jelas Mbah Ginem seraya menirukan pembeli tersebut.

Baca juga: Sentuh Hati Presiden Jokowi, Ini Kisah Mbah Khotimah, Nenek Penjual Jajanan Pasar

Mendengar itu, Mbah Ginem awalnya mengaku senang karena hari itu dirinya bisa pulang lebih awal.

"Kulo wis seneng nek ditebas kabeh mikire kulo mulih esuk. (Saya sudah senang kalau diborong semua saya bisa pulang lebih awal)," akunya.

Setelah itu, pembeli tersebut menawarkan untuk memboncengkan Mbah Ginem, namun ditolaknya.

Tak disangka, wanita itu justru tiba-tiba membawa kabur dagangan dan dompetnya yang ada di keranjang.

"Tiba-tiba malah nggeblas mboten wangsul kulo ditinggal teng pinggir ndalan (tiba-tiba bablas, tidak balik lagi saya ditinggal di pinggir jalan). Sekule dibeto sedoyo kalihan dompet. (Nasinya dibawa semua sama dompet)," katanya sembari mengingat kejadian tersebut.

Baca juga: Ini Janji Politik Gibran dan Bobby Usai Resmi Daftar di KPU

Menangis di jalan

Setelah itu, Mbah Ginem hanya bisa menangis di pinggir jalan. Dirinya khawatir tak bisa membayar barang dagangan yang dititipkan kepadanya.

"Saya nangis waktu berhenti di warung karena mikir bagaimana nanti setorannya. Dagangan belum dibayar sudah dibawa kabur orang," ucapnya.

Tak berselang lama, Mbah Ginem akhirnya bertemu dengan salah satu tetangganya dan mengantarnya pulang ke rumah.

Baca juga: Mbah Khotimah: Saya Tak Menyangka Dapat Bantuan, Terima Kasih Pak Jokowi

Bantuan donatur

Peristiwa Mbah Ginem itu menyentuh sejumlah warga dan viral di media sosial. Para donatur yang iba pun memberikan bantuan uang tunai kepada Mbah Ginem.

"Kami mendengar kabar ini dari sosial media. Dan tergerak mengumpulkan bantuan uang dari kawan-kawan donatur untuk Mbah Ginem. Semoga bisa bermanfaat dan berjualan lagi. Kami juga berharap penipunya bisa segera ditangkap. Karena kejadian ini yang saya tahu sudah beberapa kali terjadi di Semarang dan mengincar pedagang lansia," jelas Tonex, seorang relawan Semarang Peduli.

(Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com