Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

70 Nasi Bungkus dan Uang Rp 400.000 Diambil Pembeli, Mbah Ginem Nangis Tak Bisa Bayar Setoran

Kompas.com - 05/09/2020, 08:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 70 nasi bungkus yang dijual Waginem (65) dibawa kabur oleh perempuan yang pura-pura membeli dagangannya.

Tak hanya nasi bungkus senilai Rp 200.000. Perempuan misterius itu juga membawa dompet milik Mbah Ginem yang berisi uang Ro 400.000.

Setelah sadar menjadi korban penipuan, Mbah Ginem menangis karena khawatir tak bisa menyetorkan hasil penjualan kepada pemilik dagangan.

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (4/9/2020).

Baca juga: Mbah Ginem Menangis, Nasi Bungkus dan Dompetnya Ludes Dicuri Saat Jualan Keliling

Seperti hari-hari biasanya, Mbah Ginem yang berjualan nasi dan jajanan pasar berjalan kaki keliling Kampung Poncowolo, Semarang, Jawa Tengah. Aktivitas berjualan Mbah Ginem dimulai jam 06.00 WIB.

Sekitar pukul 09.00 WIB ada suara seorang perempuan yang memanggil hendak membeli dagangannya.

Ia pun kemudian berhenti di pinggir jalan di daerah PKL daerah banjir kanal barat untuk melayani perempuan tersebut.

"'Mbah dodol opo to mbah?' Tak tebas kabeh kene segone. (Mbah jual apa? Tak borong semua sini nasinya)," jelas Mbah Ginem seraya menirukan pembeli tersebut saat ditemui Kompas.com di rumah sederhananya.

Baca juga: Kisah Mbah Khotimah, Uang dan Dagangan Dibawa Kabur Penipu, Terpaksa Pulang Berjalan Kaki

Saat itu, Mbah Ginem senang bukan kepalang karena dagangannya hendak diborong orang.

"Kulo wis seneng nek ditebas kabeh mikire kulo mulih esuk. (Saya sudah senang kalau diborong semua saya bisa pulang lebih awal)," akunya.

Namun nenek lima cucu tersebut mengaku curiga karena sebelumnya pembeli yang mengendarai sepeda motor tersebut sempat mengikutinya.

Saat berbincang, pembeli tersebut meminta Mbah Ginem naik ke atas motor. Namun karena curiga, Mbah Ginem menolak permintaan pembeli tersebut.

Baca juga: Kakek 77 Tahun Dihipnotis, Uang Dagangan Sabun Hilang, Hanya Untung Rp 1.000 Per Botol

"Kene tak boncengke (sini saya boncengin). Ajeng diboncengke kulo mikir nek kesasar meh nangndi melih (Mau diboncengin saya mikir kalau nyasar mau kemana lagi) tapi akhirnya saya tolak, saya ndak berani naik motor karena pernah jatuh," ujarnya.

Secara tiba-tiba, pembeli perempuan tersebut mengambil 70 bungkus nasi dan dompet berisi uang Rp 400.000. Ia kemudian kabur dan meninggalkan Mbah Ginem seorang diri di pinggir jalan.

"Tiba-tiba malah nggeblas mboten wangsul kulo ditinggal teng pinggir ndalan (tiba-tiba bablas, tidak balik lagi saya ditinggal di pinggir jalan). Sekule dibeto sedoyo kalihan dompet. (Nasinya dibawa semua sama dompet)," kata Mbah Ginem menceritakan kembali kejadian tersebut.

Baca juga: Tak Beri Sumbangan, Pedagang Aksesoris di Bandung Dianiaya Oknum Ormas, Dagangan Diacak-acak

"Saya nangis waktu berhenti di warung karena mikir bagaimana nanti setorannya. Dagangan belum dibayar sudah dibawa kabur orang," ucapnya.

Saat itu, Mbah Ginem bertemu dengan tetangganya yang kemudian mengantar nenek 65 tahun itu pulang ke rumah.

"Waktu itu kan kejadiannya di PKL daerah banjir kanal barat. Saya berjalan kaki keliling dari jam 6 sampai jam 11 masuk ke kampung-kampung daerah Poncowolo. Setelah kejadian diantar tetangga pulang ke rumah," akunya.

Baca juga: Bertahan di Tengah Wabah, Pedagang Pasar Gunungkidul Jual Dagangan Secara Online

Tak lapor polisi

Ilustrasi uangKOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi uang
Walapun mengalami kerugian, Mbah Ginem mengaku tak akan melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Ia menganggap kejadia tersebut adalah cobaan yang harus ia jalani dengan pasrah dan ikhlas.

"Kulo pasrah ikhlas lahir batin. Mboten laporan. Rejeki pun enten sing ngatur (Saya pasrah dan ikhlas. Rejeki sudah ada yang mengatur," ujarnya.

Selain itu ia mengaku akan tetap berjualan walaupun baru saja mengalami kejadian yang tak mengenakkan.

Baca juga: 10 Aglonema Digasak Pencuri, Korban: Yang Dicuri Jenisnya Antik-antik

"Mboten kapok, nek mboten sadeyan mangke uripe pripun (Tidak kapok, kalau tidak jualan nanti hidupnya gimana)," ucapnya.

Mbah Ginem hidup bersama kakak kandung dan keponakannya di rumah sederhana di Jalan Setiyaki, Bulu Lor, Semarang Utara. Suami Mbah Ginem sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu.

Kejadian yang dialami Mbah Giyem menjadi perhatian publik. Beberapa donatur memberikan bantuan uang tunai pada Mbah Ginem.

Baca juga: Kotak Amal Mushala Dicuri di Pondok Pinang, Uang Pembayaran Guru Ngaji Pun Raib

"Kami mendengar kabar ini dari sosial media. Dan tergerak mengumpulkan bantuan uang dari kawan-kawan donatur untuk Mbah Ginem.Semoga bisa bermanfaat dan berjualan lagi."

"Kami juga berharap penipunya bisa segera ditangkap. Karena kejadian ini yang saya tahu sudah beberapa kali terjadi di Semarang dan mengincar pedagang lansia," jelas Tonex, seorang relawan Semarang Peduli.

Selain Mbah Ginem, kejadian serupa juga pernah dialami oleh seorang nenek penjual jajanan pasar keliling Mbah Khotimah (70) yang tinggal di Jalan Jangli IV RT 3 RW 9 Kelurahan Jatingaleh, Kecamatan Candi Sari.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Riska Farasonalia | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com