Pembeli itu pun akhirnya buru-buru mengambil dagangan nasi dan dompet Mbah Ginem yang ada di dalam keranjang.
Dagangan sebanyak 70 bungkus nasi dengan total seharga Rp 200.000 dan uang senilai Rp 400.000 dibawa kabur.
"Tiba-tiba malah nggeblas mboten wangsul kulo ditinggal teng pinggir ndalan (tiba-tiba bablas, tidak balik lagi saya ditinggal di pinggir jalan). Sekule dibeto sedoyo kalihan dompet. (Nasinya dibawa semua sama dompet)," katanya sembari mengingat kejadian tersebut.
Baca juga: Mbah Khotimah Kaget Dapat Bantuan dari Jokowi, Diantar Langsung Asisten Ajudan Presiden ke Rumahnya
Mbah Ginem masih tidak percaya dengan kejadian yang baru saja dialaminya.
Nenek itu khawatir karena tidak bisa menyetorkan hasil penjualannya dari dagangan yang dititipkan kepadanya.
Padahal, sehari dia hanya mendapatkan penghasilan bersih sebesar Rp 50.000 sampai Rp60.000 untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Saya nangis waktu berhenti di warung karena mikir bagaimana nanti setorannya. Dagangan belum dibayar sudah dibawa kabur orang," ucapnya.
Selepas peristiwa yang dialaminya itu, meski dengan perasaan sedih Mbah Ginem beruntung bertemu dengan tetangganya yang berbaik hati mengantarkannya pulang ke rumah.
"Waktu itu kan kejadiannya di PKL daerah banjir kanal barat. Saya berjalan kaki keliling dari jam 6 sampai jam 11 masuk ke kampung-kampung daerah Poncowolo. Setelah kejadian diantar tetangga pulang ke rumah," akunya.
Baca juga: Mbah Khotimah Kaget Dapat Bantuan dari Jokowi, Diantar Langsung Asisten Ajudan Presiden ke Rumahnya
Walaupun kejadian malang itu telah menimpa Mbah Ginem, tapi dia mengaku tak berniat melaporkan kejadian tersebut.
Dia menganggap hal itu sebagai cobaan yang harus dijalani dengan pasrah dan ikhlas.
"Kulo pasrah ikhlas lahir batin. Mboten laporan. Rejeki pun enten sing ngatur (Saya pasrah dan ikhlas. Rejeki sudah ada yang mengatur," ujarnya.