Selama tinggal di gerobak sampah, Andika menggunakan baliho untuk pelindung dari terik matahari dan hujan.
"Satu baliho buat alas dalam gerobak dan satunya buat tutup bagian atas agar tak panas dan kehujanan," kata Andika, Kamis (3/9/2020).
Meski demikian, baliho tak bisa sepenuhnya melindungi mereka.
Ketiganya sering tidur dalam kondisi basah lantaran hujan. Begitu pula sang bayi yang harus menahan dingin.
Lantaran tak memiliki dapur, pasangan ini harus membeli nasi bungkus setiap hari untuk makan.
Sedangkan bayinya masih mengonsumsi Air Susu Ibu (ASI).
Jika uang mereka lebih, Andika akan membeli dua bungkus nasi. Sedangkan jika kurang, mereka akan makan sebungkus nasi untuk berdua.
Baca juga: Telat Bayar Kos, Gembok Pintu Diganti Pemilik, Suami Istri dan Bayi 1 Bulan Ini Telantar di Jalan
Kondisi mereka akhirnya diketahui oleh seorang relawan di Samarinda.
Andika, istri dan bayi mereka pun diminta tinggal sementara di rumah singgah, Jalan dr Soetomo.
“Waktu kami temui mereka di lokasi, ayahnya diluar sedang ibu sama bayinya di dalam gerobak. Langsung kami bawa ke sini (rumah singgah),” ungkap Koordinator Relawan Sedekah Mandiri Samarinda, Arisna Setiawati.
“Di rumah ini memang disiapkan oleh relawan untuk tempat tinggal mereka yang terlantar,” lanjut Arisna.
Setelah itu, rencananya relawan akan mendatangi pemilik indekos dan melunasi tunggakan sewa indekos Andika.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.