Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Asrama, Sapi Bunting Ditembak Mati Polisi

Kompas.com - 04/09/2020, 08:08 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Induk sapi milik Samsudin (74) warga Desa Kembang Ragi, Kecamatan Pasimasunggu, Selayar, Sulawesi Selatan ditembak mati oleh Brigpol M, anggota Polsek saat masuk ke lahan di belakang asrama.

Induk sapi tersebut dalam kondisi hamil dan diperkirakan akan melahirkan pada Oktober 2020 nanti.

Penembakan terjadi pada Minggu 16 Agustus 2020 di lahan belakang asrama Polsek Pasimasunggu.

Baca juga: Sapi Hamil Ditembak Polisi hingga Mati, Pemilik: Padahal untuk Biaya Kuliah dan Hidup

Anak Syamsudin, Syahrul bercerita saat sapi milik ayahnya masuk ke lahan tersebut, kondisi pagar sudah rusak.

Lahan tersebut sebelumnya ditanami masyarakat atas perintah salah satu polisi. Namun beberapa bulan terakhir, tidak ada aktivitas menanam di lahan tersebut.

Syahrul menyatakan saat sapi indukan itu masuk ke lahan tersebut pagar sudah rusak dan tidak ada tanaman.

"Jadi waktu itu sapi ayah dan sapi warga masuk di Kawasan Asrama Polsek. Apalagi keadaan pagar sudah rusak. Saat itu anggota polisi melakukan aksi penembakan," kata Syahrul saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (3/9/2020).

Baca juga: Hendak Dijual untuk Uang Kuliah Anaknya, Sapi Milik Samsuddin Malah Ditembak Polisi

Syahrul yang tercatat sebagai mahasiswa UIN Makassar mengatakan jika mengacu pada Perdes Kembang Ragi, saat ini musim lepas ternak sesuai kesepakatan masyarakat setempat.

Menurut Syahrul, sapi tersebut adalah satu-satunya harapan bagi Syamsudin.

Rencananya jika indukan sapi melahirkan, maka anaknya akan dijual untuk kebutuhan sehari-hari termasuk untuk biaya kuliahnya.

Selama ini untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ibu syahrul, Hamsina harus berjualan kue di pasar.

"Jadi induk sapi itu ketika melahirkan, maka anaknya dijual untuk biaya kuliah dan kebutuhan lainnya. Saat ini ayah itu sudah tua, tidak bisa kerja keras lagi. Tentu sangat sedih ketika mengetahui sapi yang dipelihara selama ini mati," kata Syahrul.

Baca juga: Kasus Eks Kasat Reskrim Selayar Diduga Lecehkan 3 Polwan Naik ke Penyidikan

Dijanjikan sapi pengganti

Ilustrasi sapi black Tajima yang dagingnya terkenal sebagai penghasil daging Kobe yang terkenal di duniaDok. Shutterstock Ilustrasi sapi black Tajima yang dagingnya terkenal sebagai penghasil daging Kobe yang terkenal di dunia
Setelah mengetahui sapinya ditembak mati, Syahrul bersama sang ayah mendatangi Mapolsek Pasimasunggu.

Saat itu sang ayah ditawari yang Rp 3 juta. Namun mereka tidak sepakat karena sapi tersebut seharga Rp 10 juta

"Awalnya ayah saya ditawari uang Rp 3 juta. Tapi saya tidak sepakat karena harga sapi Rp 10 juta," tuturnya.

Mereka pun melakukan musyawarah dan hasil kesepakatannya adalah Samsudin meminta sapi pengganti.

Baca juga: Kasat Reskrim Polres Selayar Jadi Tersangka Kasus Dugaan Pemerasan

Namun setelah 2 minggu berjalan, sapi pengganti terssebut belum juga diberikan.

"Namun sampai saat ini belum ada penggantinya. Harapannya semoga pihak polisi cepat bertindak karena kami juga butuh," kata Syahrul.

Sementara Kapolres Selayar AKBP Temmangnganro Machmud mengaku telah memberikan sanksi hukuman disiplin bagi anggota yang melakukan penembakan.

Baca juga: Diduga Lecehkan 3 Polwan, Kasat Reskrim Polres Selayar Dinonaktifkan

Namun terkait kapan diganti sapi yang baru pihaknya tidak mengetahui.

"Saya kurang tau soal hal tersebut lebih lanjut," tuturnya.

Sementara itu hingga berita ini ditulis, Kapolsek Pasimasunggu Selayar AKP Kaharuddin belum memberikan jawaban.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Nurwahidah | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com