Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Paham Matematika, Bocah 8 Tahun Dipukul Ibunya, Menangis Saat Ibu Diperiksa Polisi

Kompas.com - 04/09/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang anak berusia 8 tahun di Desa Talok, Kecamatan Turen, Malang dipukul oleh ibunya yang berinisial MA.

Penyebabnya, anak tersebut tak kunjung memahami pelajaran matematika yang diajarkan oleh ibunya.

Baca juga: Ibu Pukul Anak karena Diajari Matematika Tak Kunjung Paham, Ini Kata Polisi

Video viral

Ilustrasi penganiayaan bayiKompas.com/ERICSSEN Ilustrasi penganiayaan bayi
Video MA memukul anaknya dengan selang viral di media sosial.

Video tersebut dibagikan beberapa akun media sosial Facebook sejak Rabu (2/9/2020).

Pada video tersebut, tampak seorang perempuan memukulkan selang pada seorang anak kecil dengan penuh amarah.

Perempuan dalam video diketahui adalah MA, warga Desa Talok, Turen Malang. Sedangkan bocah itu adalah anaknya.

Kejadian tersebut berlangsung saat MA mengajarkan matematika pada sang anak.

Baca juga: Kasus Ibu Pukul Anak karena Tak Paham Matematika, Polisi: Bukan Perilaku Berulang

 

Ilustrasi.THINKSTOCK Ilustrasi.
Anak menangis ketika ibunya diperiksa

Kasatreskrim Polres Malang AKP Tiksanarto Andaru Rahutomo menjelaskan, beberapa orang yang terkait kasus ini telah diperiksa.

Polisi telah memeriksa ibu korban yang melakukan pemukulan, ayah korban serta tetangga mereka.

Andaru melihat dalam kasus ini, anak dan ibu saling menyayangi.

Bahkan ketika sang ibu diperiksa polisi, bocah berusia 8 tahun itu menangis.

Selain itu, kata Andaru, perbuatan tersebut bukan perilaku berulang.

Sehingga kasus ini tidak bisa disamakan dengan kasus kekerasan terhadap anak lainnya.

"Ini hal yang berbeda. Yang jelas bukan perilaku yang berulang," ujar dia.

Polisi belum memutuskan apakah kasus ini harus ditangani secara hukum maupun diselesaikan secara kekeluargaan.

Baca juga: Jalan Whisnu Sakti di Pilkada Surabaya, Namanya Sempat Diusulkan, Tersingkir oleh Anak Buah Risma

Polisi siapkan tim untuk observasi

IlustrasiKOMPAS/DIDIE SW Ilustrasi
Menyusul viralnya video tersebut, polisi akan menyiapkan tim.

Polisi juga bekerja sama dengan pemerintah desa setempat untuk melakukan observasi.

Observasi diperlukan untuk mengetahui apakah perbuatan tersebut masuk ranah tindak pidana atau emosi sesaat.

"Kami siapkan tim untuk turun ke sana bersama dengan Pak Kades untuk memonitor," kata Kasatreskrim Polres Malang AKP Tiksanarto Andaru Rahutomo.

"Kalau kami tahan, belum tentu jadi yang lebih bermanfaat. Kami kedepankan asas pemanfaatan," tutur dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com