Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingatkan Warga Soal Ancaman Happy Hypoxia, Ganjar: Badannya Ada yang Sakit, Langsung ke Dokter

Kompas.com - 03/09/2020, 19:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warga di Jawa Tengah untuk memeriksakan diri jika memiliki gejala Happy hypoxia.

Menurut Ganjar, gejala tersebut tidak bisa dianggap enteng dan harus segera ditangani secara medis.

"Intinya kalau ada sesuatu tidak nyaman pada tubuhnya alias sakit langsung periksa ke dokter saja. Gejala ini nanti dokter yang bisa menjelaskan. Gejalanya seperti apa, bagaimana penanganannya, masyarakat mesti tahu. Agar tidak tiba-tiba kemudian sakit jatuh dan maaf meninggal," katanya.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Banyumas Mulai Terkendali, Bupati Beri Lampu Hijau untuk Buka Sekolah

Selain itu, dirinya juga meminta seluruh rumah sakit di Jawa Tengah untuk mengidentifikasi pasien yang memiliki gejala Happy Hypoxia.

"Maka sekarang seluruh rumah sakit saya minta untuk melakukan checking berapa jumlah pasien dengan gejala happy hypoxia yang ada di tingkat Jateng," jelas Ganjar, Kamis (3/9/2020).

Apa itu Happy Hypoxia?

Seperti diketahui, Happy hypoxia adalah kondisi pasien yang mengalami tingkat saturasi oksigen dalam darah rendah.

Keadaan ini bisa menyebabkan ketidaksadaran hingga kematian terhadap pasien yang menderita Covid-19.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo, pasien Covid-19 yang mengalami happy hypoxia memang tidak menujukkan gejala.

Baca juga: 2 Anggota DPRD Banyumas Sembuh dari Covid-19, 3 Masih Dirawat

Namun, pasien tersebut akan mengalami kadar oksigen yang menurun sehingga menyebabkan sesak napas hingga kematian.

“Orang yang mengalami happy hypoxia ini enggak terlihat gejala yang jelas. Tapi, sebenarnya paru-parunya sudah rusak. Makanya, sering disebut silent hypoxia,” ungkapnya.

Kasus di Solo, Semarang dan Banyumas

Yulianto mengatakan, gejala happy hypoxia tidak hanya ditemukan di Banyumas. Namun juga sudah ditemukan di Solo dan Semarang.

"Happy hypoxia sebenarnya sudah ada sejak dulu, saat Covid-19 mewabah. Hanya saja, saat itu kasus tersebut tak mendapat perhatian khusus. Setelah kasus di Banyumas, baru diperhatikan. Padahal, ini kerap terjadi di mana-mana. Di Semarang dan Solo juga ada,” ujar Yulianto saat ditemui di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (2/9/2020).

Baca juga: Tak Hanya di Banyumas, Gejala Happy Hypoxia Juga Ditemukan di Semarang dan Solo

Menurut Yuliatno, berdasar penelusuran Dinkes Jateng, kasus happy hypoxia kerap ditemukan di rumah sakit yang tingkat kematian pasiennya cukup tinggi.

Untuk mencegah penularannya, saat ini pihaknya sedang berupaya mengumpulkan data dari sejumlah rumah sakit di Jateng terkait kemungkinan gejala tersebut.

“Ini kami baru mengumpulkan data dari rumah sakit-rumah sakit rujukan yang menangani kasus ini. Baru ada tiga rumah sakit yang mengumpulkan dari Banyumas, Semarang dan Solo. Yang lainnya masih menunggu,” tuturnya.

(Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com