Yulianto menjelaskan pasien Covid-19 yang mengalami happy hypoxia memang tidak menujukkan gejala.
Namun, pasien tersebut mengalami kadar oksigen yang menurun sehingga menyebabkan sesak napas hingga kematian.
“Orang yang mengalami happy hypoxia ini enggak terlihat gejala yang jelas. Tapi, sebenarnya paru-parunya sudah rusak. Makanya, sering disebut silent hypoxia,” ungkapnya.
Baca juga: Minta Warga Waspadai Happy Hypoxia pada Orang Terjangkit Covid-19, Dinkes Semarang: Cukup Berbahaya
Penelusuran Dinkes Jateng, kasus happy hypoxia kerap ditemukan di rumah sakit yang tingkat kematian pasiennya cukup tinggi.
Saat ini, pihaknya sedang berupaya mengumpulkan data dari sejumlah rumah sakit di Jateng terkait kemungkinan gejala tersebut.
“Ini kami baru mengumpulkan data dari rumah sakit-rumah sakit rujukan yang menangani kasus ini. Baru ada tiga rumah sakit yang mengumpulkan dari Banyumas, Semarang dan Solo. Yang lainnya masih menunggu,” tuturnya.
Baca juga: Cerita Dokter Tangani Pasien Corona yang Alami Happy Hypoxia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.