Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Minta Seluruh Rumah Sakit di Jateng Identifikasi Gejala Happy Hipoxia

Kompas.com - 03/09/2020, 17:44 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayahnya untuk mengidentifikasi adanya gejala happy hypoxia pada pasien yang dirawat.

Happy hypoxia merupakan kondisi pasien mengalami tingkat saturasi oksigen dalam darah rendah.

Keadaan ini bisa menyebabkan ketidaksadaran hingga kematian terhadap pasien yang menderita Covid-19.

"Maka sekarang seluruh rumah sakit saya minta untuk melakukan checking berapa jumlah pasien dengan gejala happy hypoxia yang ada di tingkat Jateng," jelas Ganjar, Kamis (3/9/2020).

Baca juga: Orang Covid-19 dengan Happy Hypoxia Tidak Terlihat Gejala tapi Paru-parunya Sudah Rusak

Ganjar mengimbau kepada masyarakat apabila merasakan gejala tersebut untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit agar dapat segera ditangani.

"Intinya kalau ada sesuatu tidak nyaman pada tubuhnya alias sakit langsung periksa ke dokter saja. Gejala ini nanti dokter yang bisa menjelaskan. Gejalanya seperti apa, bagaimana penanganannya, masyarakat mesti tahu. Agar tidak tiba-tiba kemudian sakit jatuh dan maaf meninggal," katanya.

Hingga saat ini, kata Ganjar, di wilayahnya sudah ada tim khusus untuk mengevaluasi penanganan Covid-19.

Tim kesehatan tersebut bertugas untuk mengevaluasi angka kematian, angka kesembuhan, manajemen rumah sakit hingga laboratorium.

"Saya minta untuk mengevaluasi angka kematian, angka kesembuhan, manajemen rumah sakit dan laboratorium. Empat ini serentak. Jadi umpama laboratorium kenapa lama, manajemen rumah sakit mana yang harus diperbaiki. Kenapa pasien meninggal rata-rata ada komorbidnya. Dan kalau sembuh itu treatment-nya bagaimana. Hari ini timnya sudah bekerja," ucapnya.

Baca juga: Tak Hanya di Banyumas, Gejala Happy Hypoxia Juga Ditemukan di Semarang dan Solo

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo membeberkan gejala happy hipoxia tidak hanya ditemukan di Banyumas. 

Ada juga kasus yang ditemukan di Solo dan Semarang.

"Happy hypoxia sebenarnya sudah ada sejak dulu, saat Covid-19 mewabah. Hanya saja, saat itu kasus tersebut tak mendapat perhatian khusus. Setelah kasus di Banyumas, baru diperhatikan. Padahal, ini kerap terjadi di mana-mana. Di Semarang dan Solo juga ada,” ujar Yulianto saat ditemui di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (2/9/2020).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com