Kepala Desa Muaro Jambi Abu Zar AB mengatakan, terdapat tiga rukun tetangga (RT) yang paling terdampak debu batu bara.
Ketiga RT itu, yakni RT 01, 02, dan 03, karena sangat dekat dengan lokasi lapangan penumpukan batu bara.
Abu Zar mengatakan, sekitar 250 kepala keluarga di Desa Muaro Jambi yang paling terdampak debu batu bara.
Menurut Abu Zar, di lokasi penumpukan batu bara itu tak hanya satu perusahaan yang beroperasi.
Menurut Abu, di desanya terdapat lima perusahaan stockpile batu bara yang beroperasi.
Tak hanya mengganggu aktivitas warga, keberadaan perusahaan penumpukan batu bara itu juga dinilai mengancam kelestarian Candi Muaro Jambi.
Tanggapan perusahaan
Awal pekan lalu, pemerintah desa memanggil salah satu perusahaan stcokpile yang beroperasi. Pihak Pemdes ingin meminta solusi konkret tentang permasalahan yang dihadapi warga desa.
PT TGM salah satu perusahaan penumpukan batu bara datang menemui pemerintah desa. Perusahaan datang diwakili pejabat perusahaan bagian legal dan hukum.
Dalam pertemuan itu, perusahaan mengklaim telah memperhatikan tata kelola lingkungan agar debu batu bara tidak sampai ke perkampungan warga.
Perusahaan juga mengklaim bahwa saat musim kemarau seperti ini, mereka beraktivitas muat batu bara pada malam hari.
"Kita juga sudah mengadakan conveyor yang otomatis supaya debunya tidak ke mana-mana, ditambah lagi penyiraman. Jadi dampak-dampak debu bisa dikurangi," ujar JA Ginting yang merupakan pejabat bagian legal dan hukum PT TGM.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Muaro Jambi Firmansyah menyatakan bahwa dia akan menegakkan aturan dengan tegas terkait stockpile yang berdampak negatif terhadap masyarakat.
Hasil temuan DLH, indeks standar pencemaran udara (ISPU) di daerah Muaro Jambi masih aman, berada pada interval 52-58 PM.
Namun, keberadaan debu batu bara di Desa Muaro Jambi itu rata-rata 0,1-0,3 micron yang bisa masuk ke pori dan menyebabkan penyakit gatal-gatal.
Sementara, apabila di atas, 0,3-0,10 micron, debu bisa mengganggu pernapasan dan menyebabkan barang-barang mudah rusak, karena mengandung asam cukup tinggi.
"Keluhan warga yang kita temui itu rata-rata karena banyaknya debu batu bara. Kita sudah beri peringatan kepada perusahaan, agar mematuhi peraturan," kata Firmansyah.