SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons pernyataan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 yang menyebut Kota Semarang menjadi daerah tertinggi dengan kasus orang terinfeksi virus corona aktif di Indonesia.
Satgas Covid-19 sempat merilis data pada 29 Agustus 2020, ada 2.317 kasus aktif orang terinfeksi virus corona di Semarang.
Ganjar menduga ada kekeliruan terkait data jumlah kasus yang disebutkan tersebut.
"Itu (data) kan keliru dari pusat. Tapi sudah dibetulin. Pak Wali Kota juga sudah statement (soal data)," jelas Ganjar saat ditemui di kantornya, Rabu (2/9/2020).
Baca juga: Angka Aktif Covid-19 di Semarang Tertinggi di Indonesia, Dinkes Kaget
Mengetahui tingginya angka kasus dari pemerintah pusat itu, Ganjar mengaku kaget.
"Enggak tahu penyebabnya apa, wong saya juga kaget ketika dapat (data) itu. Wow kok begini. Maka saya langsung cek ke Dinkes (Dinas Kesehatan) Jateng dan Dinkes Jateng cek ke kota (Pemkot Semarang)," katanya.
Terkait hal ini, Ganjar berharap kepada semua pihak mulai dari tingkat daerah hingga ke pusat agar disiplin dalam menginput data.
"Mudah-mudahan kita bisa saling cek dan ricek. Sebenarnya kalau semua taat disiplin menginput cut off time, jelas tidak ada yang delay, termasuk menggunakan all new record. Menurut saya itu akan bisa presisi datanya," ujarnya.
Baca juga: Warga Semarang Diingatkan Adanya Gejala Happy Hypoxia pada Orang Terjangkit Corona
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, mengatakan memang ada perbedaan data dari pusat terkait jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Semarang.
"Data real-nya tidak seperti itu. Kalau basic datanya kemungkinan pusat itu by case. Makanya kalau kita lihat jumlah terkonfirmasi data Jateng maupun kota itu sekitar 5.000-an orang tapi pusat mencatat 7.000-an sekian. Jadi kemungkinan itu berdasarkan tes bukan orangnya," jelasnya.
Meski demikian, Dinas Kesehatan Jawa Tengah sedang menganalisa terkait perbedaan data tersebut.
"Jadi perbedaan itu tidak hanya pada yang aktif Covid tapi pada jumlah total terkonfirmasi. Selama ini selisihnya sampai 2.000-an. Kemungkinan dasarnya adalah kalau aktif itu orang bukan dari tes," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.