Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikeroyok Saat Liputan, Dua Wartawan di Brebes Melapor ke Polisi

Kompas.com - 02/09/2020, 16:20 WIB
Tresno Setiadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Dua wartawan menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang saat bertugas melakukan peliputan di Balai Desa Cimohong, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Rabu (2/9/2020).

Informasi yang diterima Kompas.com, korban pertama bernama Agus Supramono wartawan Semarang TV bahkan harus dilarikan ke RSUD Brebes karena mengalami luka di kepala dan pelipis mata hingga harus dijahit.

Sementara korban lainnya, Eko Fidiyanto wartawan Radar Tegal hanya mengalami luka ringan dan kacamata yang dikenakannya pecah.

Baca juga: Usut Pembunuhan Wartawan di Mamuju Tengah, Polisi Kumpulkan Bukti dan Periksa Saksi

Akibat kejadian itu, kedua korban didampingi kuasa hukum dan rekan seprofesi kemudian melaporkan ke Polres Brebes.

Agus Pramono mengatakan, kasus penganiayaan bermula saat dia dan rekannya tengah liputan proses mediasi warga di Balai Desa Cimohong, Kecamatan Bulakamba, Brebes.

Saat itu digelar mediasi kasus dugaan perselingkuhan yang dilakukan Kepala Desa (Kades) setempat.

Mediasi itu awalnya dihadiri perwakilan warga dan tokoh masyarakat. Saat mediasi berjalan, tiba-tiba muncul massa yang diduga pendukung Kades.

Baca juga: Ponsel Wartawan Sulbar yang Tewas Hilang, Polisi Lacak Keberadaannya

Massa kemudian melarang dirinya untuk meliput karena dinilai sebagai aib.

"Kemudian saya diminta keluar dari balai desa," kata Agus, kepada wartawan di Mapolres Brebes.

Menurut Agus, permintaan untuk tidak meliput disampaikan secara kasar. Bahkan sempat terjadi adu mulut.

Karena tak ingin berkepanjangan, dia dan rekannya memilih mengalah dan menunggu di luar kantor Balai Desa.

"Saya tidak tahu kenapa dilarang liputan. Padahal dalam bertugas kami dilindungi Undang-undang. Alasan mereka karena aib. Padahal kami datang baik-baik dan mendapat informasi adanya mediasi ini juga dari warga setempat," terang Agus.

Baca juga: Kapolda Sulbar Sebut Identitas Pembunuh Wartawan di Jalan Trans Sulawesi Sudah Diketahui

Agus menjelaskan, saat menunggu ia kemudian mendengar suara gaduh di balai desa. Alhasil ia dan rekannya spontan kembali ke balai desa berusaha mengambil gambar.

"Saat itu, lagi-lagi beberapa orang mendatangi dan melarang," kata dia.

Tak lama, sekelompok orang lain kemudian merangsek dan melakukan penganiayaan terhadap dirinya dan temannya. Ada sekitar 20 orang yang melakukan pengeroyokan.

"Ada sekitar 20 orang yang main pukul. Saat itu saya langsung merunduk, melindungi kamera. Aksi pemukulan baru berhenti setelah saya berteriak Allahu Akbar dan ada orang yang melerai," kata dia.

Akibat luka yang dialaminya, ia kemudian memeriksakan diri untuk berobat dan visum.

"Saya sudah visum dan melaporkan kejadian ini ke Polres Brebes," pungkasnya.

Baca juga: Warga Dengar Teriakan Sebelum Temukan Mayat Wartawan di Jalan Trans Sulawesi

Korban lainnya, Eko Fidiyanto, mengaku saat kejadian ia bahkan sempat ditarik rambutnya, dipukul, bahkan hingga ditendang bagian perut.

Setelah berhasil menghindari amukan, ia berusaha menarik Agus yang tengah dimasa.

"Kacamata saya sampai pecah," ujar Eko.

Kasat Reskrim Polres Brebes, AKP Agus Supriyadi kepada wartawan membenarkan adanya laporan kasus tersebut.

"Ya kami sudah menerima laporan. Sedang ditindaklanjuti," kata dia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com