Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar di Internet, Pemuda Karawang Sukses Jual Briket Tempurung Kelapa hingga Eropa dan Timur Tengah

Kompas.com - 02/09/2020, 13:47 WIB
Farida Farhan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Adi Gunardi (31), pemuda asal Desa Sukapura, Kecamatan Rawamerta, Karawang, Jawa Barat, mengubah arang batok kelapa menjadi briket.

Briket organik buatannya itu diekspor ke negara-negara di Eropa dan Timur Tengah.

Empat tahun lalu, Adi memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai relationship officer (RO) di bank.

Ia memberanikan diri berwirausaha.

Baca juga: Gagal Masuk Akpol karena Disebut Positif Corona, Anggie Daftar ke UI

Setelah beberapa kali menjadi distributor bahan karbon aktif untuk salah satu perusahaan di Karawang, ia memutuskan membuat briket organik dari arang tempurung kelapa.

Menurut Adi, usaha yang dia lakukan hanya bermodalkan kepercayaan.

Belajar di internet

Adi kemudian mengunjungi situs Indotrading. Dalam start up buatan Jakarta Founder Institute ini, Adi menemukan perusahaan Jerman yang mencari briket organik. 

"Saya kemudian memberanikan diri mengajukan produk dan menjualnya," ujar Adi kepada Kompas.com, Rabu (2/9/2020). 

Baca juga: Relawan Tidak Tahu Apakah Disuntik Vaksin Covid-19 atau Plasebo

Layaknya milenial pada umumnya, Adi berselancar di internet, mencari tahu cara membuat briket organik berikut membuat mesinnya.

Ia berdiskusi dengan kawan-kawannya yang menjadi mekanik mengenai bagaimana membuat mesin pembuat briket.

Perjalanannya menekuni bisnis itu tak mulus. Beberapa kali produknya ditolak.

Alasannya, karena kualitasnya tak sesuai dengan keinginan konsumen.

Ia hampir saja menyerah. Namun melihat pekerja dan ibu-ibu yang membantunya mengemas briket, Adi tergugah.

Ia bergegas memperbaiki produknya. Perlahan ia membenahi kualitas dan memperbesar kapasitas produksi.

"Saat itu, para mekanik di Rawamerta membantu saya dan membuat mesin secara otodidak. Hasilnya lumayan, jumlah produksi pun bertambah," ungkap Adi.

Setelah empat tahun membuat briket, dalam seminggu Adi dan timnya bisa memproduksi 20 ton briket.

Padahal, saat ia memulai usahanya, Adi hanya mampu membuat 3 kuintal sehari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com