Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marah Gudang Tak Dibuka, Petani Tembakau: Daripada Dipajang, Kami Bakar Saja

Kompas.com - 02/09/2020, 10:25 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Kekesalan petani tembakau di Desa Petunjungan, Kecamatan Paiton, Probolinggo memuncak karena gudang-gudang tembakau tak kunjung dibuka.

Lantaran tak terbeli, para petani pun membakar tembakau rajangan mereka sendiri sebagai bentuk protes.

Salah satu petani, Fadol, turut meluapkan kekesalannya bersama kawan-kawannya. Ia membakar tembakau menggunakan bensin.

"Ini merupakan wujud kekecewaan kami. Biayanya mahal tapi belum juga terbeli. Daripada dipajang, ya kami bakar saja," ujar Fadol di areal persawahannya, Senin (31/8/2020).

Baca juga: Petani Bakar Daun Tembakau, Kesal Gudang Tidak Dibuka

Khawatir jadi permainan tengkulak

Ilustrasi Tembakau Ilustrasi Tembakau
Fadol mengatakan, gudang-gudang tembakau biasanya sudah buka pada bulan Agustus.

Dengan tak dibukanya gudang, dia khawatir akan terjadi permainan harga yang dilakukan tengkulak.

"Petani juga minta bisa menjual langsung ke gudang, tidak melalui tengkulak," ujar Fadol

Sebab saat ini tengkulak membeli tembakau dengan harga murah, tetapi akan dijual dengan harga mahal saat gudang dibuka.

Baca juga: Tanggapan DPRD Probolinggo soal Petani Kesal Bakar Tembakau

 

Ilustrasi uangKOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi uang
Biaya produksi mahal

Petani lainnya, Tohiruddin, mengatakan tengkulak hanya menghargai tembakau mereka seharga Rp 10.000 sampai Rp 15.000 per kilogram.

Padahal biaya perawatan mereka tinggi dan tidak sepadan dengan harga jual tersebut.

"Pupuknya mahal, bibitnya mahal, belum lagi biaya untuk tenaga kerjanya. Harganya tidak sesuai," ujar Tohiruddin yang menanam daun tembakau seluas 100 meter persegi dengan biaya sekitar Rp 10 juta.

Harga pupuk saat ini mencapai Rp 300.000 hingga Rp 500.00 per kuintal.

Belum lagi masalah permodalan yang dibutuhkan saat pascatanam dan pascapanen.

Baca juga: Nasib Petani Tembakau di Probolinggo, Diincar Tengkulak, Harga Pupuk Selangit

Masalah Covid-19

Ilustrasi virus corona, vaksin virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona, vaksin virus corona
DPRD Kabupaten Probolinggo telah berkomunikasi dengan pihak gudang.

Gudang-gudang masih tutup karena masih mempersiapkan protokol kesehatan.

"Saya sudah menghubungi salah satu pihak gudang tembakau. Dalam waktu dekat akan dibuka. Memang sekarang agak ketat prosedur kesehataannya, karena wabah corona," kata anggota Komisi II DPRD Kabupaten Probolinggo Wahid Nurahman, saat dihubungi Kompas.com, Senin (31/8/2020) malam.

"Gudang tidak ingin jadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Kabupaten Probolinggo,” lanjut dia.

Perusahaan sedang mempersiapkan tim agar protokol kesehatan berjalan sebagaimana mestinya, termasuk untuk melakukan rapid test berkala.

Wahid juga meminta pemilik gudang agar memprioritaskan tembakau petani lokal.

Harganya pun diharapkan sesuai dengan kerja keras petani saat menanam tembakau.

“Jangan sampai harga beli yang dietapkan gudang, tidak sesuai. Artinya lebih rendah dari biaya yang sudah dikeluarkan oleh petani. Saya pikir gudang sudah bisa menghitung,” ujar Wahid.

Baca juga: Kisah Cinta Anang Rawat Istri yang Dua Kakinya Diamputasi, Tinggalkan Pekerjaan dan Jadi Penjual Tembakau

Pemkab jawab keluhan petani

Pemkab Probolinggo juga telah mengecek satu per satu gudang tembakau.

Selain masalah persiapan protokol kesehatan, sejumlah gudang masih tutup karena pindah lokasi dan masih memiliki stok tembakau.

“Gudang-gudang tembakau di Kabupaten Probolinggo menghadapi situasi berbeda saat ini, kenapa ada yang sudah buka, kenapa masih ada yang tutup, serta kenapa memang tidak akan buka karena sudah pindah lokasi bisnis,” kata Kepala Diskominfo, Statistik, dan Persandian Kabupaten Probolinggo Yulius Christian saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/9/2020).

Namun pihaknya mengungkap, sudah ada gudang yang mulai buka.

"Intinya, Pemkab sudah mengupayakan agar petani tembakau bisa terbeli. Untuk mengatasi persoalan ini dan mencari win-win solution, Rabu besok akan ada rapat dengar pendapat di kantor DPRD bersama para penanggung jawab gudang, asosiasi petani tambakau dan pihak Pemkab,” pungkas Yulius.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol | Editor: Dheri Agriesta, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com