LAMPUNG, KOMPAS.com - Sejumlah komunitas di Desa Margosari, Pagelaran Utara, Pringsewu, Lampung, bergotong royong membangun sarana belajar daring tanpa kuota internet bagi pelajar.
Kebutuhan kuota internet menjadi masalah tersendiri, khususnya bagi pelajar selama masa pembelajaran online pada masa pandemi virus corona atau Covid-19.
"Selama ini, banyak keluhan tentang kuota internet, apalagi bagi pelajar," kata Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Rifki Indrawan kepada wartawan, Senin (31/8/2020).
Baca juga: Saat Harimau Jadi Ancaman Anak-anak yang Belajar Online
Kondisi tersebut yang membuat sejumlah komunitas mencoba mencari jalan keluar, agar siswa tetap bisa mengikuti pembelajaran daring tanpa terkendala.
Rifki mengatakan, sebenarnya pembelajaran daring bisa dilakukan tanpa menggunakan kuota internet.
Rifki menyebutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bisa berlangsung secara on air, online dan on land.
"Dengan menggunakan peralatan yang sesuai, belajar daring bisa dilakukan, bahkan bisa interaksi antara guru dengan murid," kata Rifki.
Baca juga: Mengintip Persiapan Sekolah Percontohan untuk Pembelajaran Tatap Muka
Sistem komunikasi radio
Sistem tersebut telah diuji coba di SDN 2 Margosari, Pagelaran Utara, Pringsewu.
Hasilnya, suasana belajar mengajar secara daring lebih hidup dan lancar.
Peralatan yang digunakan antara lain, radio transistor, walkie talkie, mini komputer, dan tv tabung.
Peralatan-peralatan tersebut bisa ditemui dengan mudah dan dapat dibeli dengan harga terjangkau.
Mini komputer digunakan sebagai 'otak' alias CPU sebagaimana komputer pada umumnya, termasuk server untuk data maupun bahan ajar.
"Jaringan yang digunakan adalah intranet, sehingga tidak menggunakan kuota internet," kata Rifki.