Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Persiapan Sekolah Percontohan untuk Pembelajaran Tatap Muka

Kompas.com - 01/09/2020, 07:27 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – SMP Islam Cendekia Cianjur (SICC), Jawa Barat, ditunjuk sebagai percontohan pembelajaran tatap muka sekolah di tengah pandemi Covid-19.

Hal ini berdasarkan hasil monitoring tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Cianjur pada sekolah berbasis boarding school tersebut, Senin (31/8/2020).

Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur Yusman Faisal menilai, SICC bisa direkomendasikan untuk menggelar kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah.

Baca juga: Cek Suhu Tubuh dan Deteksi Masker, Polres Cianjur Punya Alat Canggih

“95 persen sudah memenuhi standar operasional protokol kesehatan. Tinggal dilengkapi beberapa hal saja,” ujar Yusman kepada Kompas.com, Senin.

Yusman mengatakan, sejumlah fasilitas seperti wastafel, bilik sterilisasi, kelengkapan alat cek suhu tubuh dan hand sanitizer.

Kemudian, tersedia semprotan disinfektan, masker, face shield, dan sarung tangan. Sekolah juga menyiapkan tanda atau sign terkait aturan jaga jarak aman.

“Namun, sebelum benar-benar direkomendasikan nanti, kami harus memastikan semuanya aman. Karena itu, simulasi ini sangat penting untuk melihat sejauh mana kesiapan dari pihak sekolah ini," kata Yusman.

Baca juga: Bupati Bandung Minta Ulama Bantu Menekan Angka Perceraian

Simulasi jaga jarak aman dalam kegiatan pembelajaran tatap muka di SMP Islam Cendekia Cianjur, Senin (31/8/2020).KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Simulasi jaga jarak aman dalam kegiatan pembelajaran tatap muka di SMP Islam Cendekia Cianjur, Senin (31/8/2020).
Sementara itu, Kepala SMP Islam Cendekia Cianjur Dera Nugraha memastikan sejumlah fasilitas yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan telah dipenuhi.

Rencananya, check-in siswa akan dilaksanakan pada 26-29 September 2020.

Semua siswa akan menjalani swab test terlebih dahulu di sekolah oleh tenaga medis dari dinas terkait.

"Namun, yang masuk nanti 50 persen dulu dari jumlah siswa kita yang ada, 372 orang. Setelah itu, akan dievaluasi progresnya oleh kita bersama tim dari Gugus Tugas," ujar Dera.

Selanjutnya, menurut Dera, sembari menunggu hasil tes swab keluar, seluruh siswa akan dikarantina selama 14 hari di bawah pengawasan ketat guru dan petugas yang berkompeten.

Selama waktu dua pekan itu, kegiatan belajar mengajar masih menggunakan sistem daring melalui kelompok-kelompok belajar.

“Kalau untuk tenaga pendidik dan karyawan sekolah sendiri, sebelumnya telah menjalani tes swab. Alhamdulilah, hasilnya semua negatif, tidak ada yang terpapar corona,” kata Dera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com