Fadol mengatakan, nasib para petani tembakau terancam gulung tikar. Pasalnya, dengan harga yang diberi tengkulak tidak akan menutup biaya yang dikeluarkan.
Terlebih lagi biaya pupuk yang bisa mencapai Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per kuintal. Situasi ini membuat para petani sangat berharap gudang segera dibuka.
"Petani juga minta bisa menjual langsung ke gudang, tidak melalui tengkulak," ujar Fadol.
Sementara itu, para petani juga harus mengangsur utang bank dan membiayai kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Petani Tembakau Minta Pemerintah Tak Naikkan Cukai Rokok Tahun 2021
Harga yang diberikan para tengkulak tak cukup menutupi kebutuhan mereka tersebut.
"Bahkan, modalnya pun dari utang ke bank. Pupuk mahal, obat mahal, ongkos yang kerja juga mahal," ujar Supatma.
Seperti diberitakan sebelumnya, para petani di Desa Tunjungan segera mendapat kepastian kapan gudang tembakau akan dibuka kembali.
(Penulis: Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol | Editor: Robertus Belarminus)
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan