Kisah Ari Romanto, ABK yang Terjatuh dari Sekoci, Ditemukan Tewas 3 Hari Kemudian

KOMPAS.com- Seorang anak buah kapal (ABK), Ari Romanto (35), dilaporkan hilang setelah jatuh dari sekoci di kawasan Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Setelah tiga hari pencarian, tim SAR akhirnya menemukan Ari sekitar 100 meter dari lokasi awal ia menghilang.

Namun kondisi Ari Romanto sudah tak bernyawa.

"Pukul 15.03 Wita, kami berhasil menemukan korban, sekitar 100 meter dari lokasi kejadian dalam keadaan meninggal dunia," ungkap Kelapa Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere, I Putu Sudayana, dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (30/8/2020).

Baca juga: Hilang 3 Hari Setelah Jatuh dari Sekoci di Perairan TN Komodo, ABK Ini Tewas

Temani kapten di sekoci

Shuterstock Ilustrasi kapal

Ari lalu mengantar kapten menuju sebuah kampung di Pulau Komodo. Mereka menggunakan sebuah sekoci.

Pukul 18.00 Wita, mereka sudah sampai kembali ke kapal, namun Ari diduga terjatuh dan menghilang.

Hal tersebut diketahui dari keterangan salah satu ABK di atas kapal. ABK itu mendengar seseorang terjatuh dari sekoci.

Peristiwa tersebut langsung dilaporkan kepada tim SAR.

Baca juga: Kemenlu Panggil Perusahaan Penyalur ABK yang Diduga Disiksa di Kapal China

Pexels Ilustrasi

Pencarian oleh empat tim

I Putu Sudayana mengatakan ada empat tim yang bertugas mencari korban.

Tim pertama, Pos SAR Manggarai Barat dengan menggunakan satu buah RIB 500 PK.

Kedua, tim Polair yang menggunakan speedboad.

Ketiga ialah petugas Taman Nasonal Komodo dan keempat ialah nelayan di sekitar lokasi.

“Selain di atas, kami tim SAR gabungan juga melaksanakan penyelaman di bawah air dan atas doa dan upaya oleh seluruh personel yang terlibat pada operasi SAR, korban berhasil ditemukan," kata dia.

Baca juga: Lagi, ABK WNI Meninggal di Kapal China, Menlu Minta Pemerintah China Investigasi

Ditemukan tewas

Ilustrasi jenazah.

Tim gabungan menemukannya sekitar 100 meter dari lokasi kejadian.

Usai ditemukan, jasad korban dibawa ke RSUD Labuan Bajo.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor : Robertus Belarminus)