Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Binmas Saja Bergetar karena Hampir Juga Dia Kena Tembak"

Kompas.com - 30/08/2020, 19:32 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Jawad, ayah dari Anjas (23), warga Jalan Barukang 3, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan, yang menjadi korban diduga salah tembak polisi mengatakan, tidak tahu pasti bagaimana anaknya bisa terkena tembakan.

Dikatakan Jawad, peristiwa penembakan itu bermula setelah anaknya keluar minta izin untuk menginap di rumah temannya karena ingin ke tempat pelelangan ikan.

Kata Jawad, peristiwa tembakan tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 Wita.

Baca juga: Tiga Warga Diduga Jadi Korban Salah Tembak Polisi, Ini Kata Kapolres Pelabuhan Makassar

Saat peristiwa itu terjadi, sambung Jawad, dia sedang berada di dalam rumah, Namun, ia mengaku mendengar ada suara letusan senjata berkali-kali.

Sambung Jawad, berdasarkan informasi dari warga bahwa tembakan itu dilepaskan polisi.

"Saya juga tidak tahu ceritanya bagaimana karena yang korban 3 ini kena tembak," katanya saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

Baca juga: Duduk Perkara Kebun Melon Milik Warga di Kebumen Dilindas Kendaraan TNI, Petani Ikhlas

Polisi baru berhenti menembak setelah diminta Binmas untuk tidak menembak lagi.

"Pas teriak Binmas, jangan menembak, baru berhenti menembak. Itu saja Binmas bergetar karena hampir juga dia kena tembak," ujarnya.

"Pas sudah berhenti baru dikejar sama warga. Tidak ada perang, cuma tiba-tiba saja," sambugnya.

Baca juga: 3 Pemuda di Makassar Diduga Jadi Korban Penembakan Polisi, 1 Orang Kritis

Akibat peristiwa itu, Anjas yang diduga mengalami luka tembak di bagian kepala meninggal dunia usai sebelumnya dinyatakan kritis di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

"Iye meninggal. Kami sementara ke sana koordinasi dengan rumah sakit untuk dibawa ke rumah korban," kata Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Kadarislam, saat dihubungi via telepon, Minggu (30/8/2020) sore.

Dalam insiden tersebut, Kadarislam belum bisa memastikan apakah ada unsur kesengajaan dalam peristiwa penembakan itu.

Namun, ia membenarkan jika polisi yang melakukan tembakan peringatan tersebut menggunakan senjata tajam.

"Dugaan sementara salah tembak. Iya (pakai) peluru tajam," ungkapnya.

Baca juga: Buntut Penembakan 3 Warga, 6 Polisi Diperiksa Propam Polda Sulsel

Kadarislam menjamin transparasi pemeriksaan terhadap polisi yang diduga terlibat dalam penembakan tersebut.

Apalagi, keluarga korban saat ini keberatan atas peristiwa yang menimpa anaknya.

"Korban sudah kami temui dan keluarganya. Kami tetap transparan kalau ada anggota yang salah itu tetap akan kami tindak," ujarnya.

Baca juga: Satu Warga Makassar yang Kena Tembak Polisi Meninggal Dunia

Setelah insiden tersebut, sebanyak enam polisi diperiksa oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel.

Keenam polisi itu berasal dari Polsek Ujung Tanah dan Polres Pelabuhan Makassar.

"Ada enam yang masih diperiksa di Propam," katanya.

Lanjutnya, bisa saja jumlah anggota polisi yang diperiksa di Propam atas peristiwa penembakan ini bertambah.

Baca juga: Pokoknya Saya Tidak Akan Maafkan, Dia Harus Bayar Air Susu, Saya Sudah Capek Jadi Ibu

Sebelumnya diberitakan, tiga pemuda di Jalan Barukang, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, dilarikan ke rumah sakit usai menjadi korban penembakan polisi, Minggu (30/8/2020) dini hari.

Tiga pemuda yang mengalami luka tembakan tersebut ialah Anjas (23), Iqbal (22), dan Amar (18).

Anjas kini masih kritis setelah mengalami luka tembak di kepala.

Sementara Iqbal dan Amar mengalami luka tembak di bagian betis. Ketiganya kini masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

Baca juga: Miris, Diduga Hendak Rayakan Ulang Tahun dengan Pesta Seks, 37 Pasangan ABG Diamankan di Kamar Hotel

 

(Penulis Kontributor Makassar, Himawan | Editor Farid Assifa, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com