Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelanduk Semakin Langka, Masyarakat Diminta Konsumsi Daging Ayam

Kompas.com - 29/08/2020, 13:14 WIB
Heru Dahnur ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Pelanduk atau sejenis kancil yang merupakan salah satu satwa dilindungi kini semakin langka atau jarang ditemukan di Kepulauan Bangka Belitung.

Hewan bertubuh mungil dengan nama latin Tragulus tersebut kerap diburu dan diperjualbelikan sebagai bahan makanan untuk dikonsumsi manusia.

"Sudah sangat jarang ditemukan di habitat aslinya. Saat ini keberadaannya paling di penangkaran rumahan," kata Aktivis Animal Lovers Bangka Belitung Islands (Alobi) Valentino kepada Kompas.com di Pangkalpinang, Sabtu (29/8/2020).

Baca juga: Seorang Warga Lebong Bengkulu Ditemukan Berlumuran Darah

Dia menuturkan, perburuan masif terjadi karena masih banyak masyarakat yang mengonsumsi kancil.

Sama halnya dengan rusa dan kijang. Padahal, deretan hewan tersebut termasuk satwa dilindungi.

Karena status hewan tersebut dilindungi, maka pihak yang melanggar bisa dikenakan hukuman pidana.

Baca juga: Warga Menyaksikan Seorang Pria Lompat ke Jurang Sedalam 200 Meter

Selain untuk konsumsi, perburuan juga disebabkan adanya permintaan hewan jenis kancil sebagai peliharaan di rumah dan tempat wisata.

Valentino berharap pemerintah ikut menyosialisasikan secara masif terkait aturan maupun larangan terhadap satwa-satwa tersebut.

"Menegakan aturan setegas-tegasnya akan setiap pelanggaran yang terjadi terkait satwa liar dilindungi," ujar Valentino.

Sedangkan pada masyarakat, Alobi mengimbau untuk tidak mengonsumsi lagi satwa yang semakin jarang ditemukan.

"Opsi akan kebutuhan daging sudah tersedia di pasar. Seperti daging ayam dan sapi," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kepulauan Bangka Belitung Septian Garo membenarkan adanya laporan perburuan yang kerap dilakukan masyarakat.

Namun, hingga kini pihaknya belum memiliki data pasti terkait populasi kancil tersebut.

"Data populasinya kita belum ada," sebut Septian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com