BANDA ACEH, KOMPAS.com - Sebuah rekaman video keluarga pasien suspect Covid-19 mengamuk di ruang Pinere, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, viral di media sosial (medsos).
Video tersebut direkam langsung oleh anak pasien pada Rabu (26/08/2020).
Dalam video berdurasi 03.51 menit itu terlihat keluarga marah-marah terhadap petugas medis yang tengah memakai baju APD saat pasien sedang dalam kondisi sekarat.
“Woi dari jam berapa kalian masuk ke sini? Baju APD saja belum kalian pakai. Itu pasien butuh pertolongan!" teriak keluarga pasien yang terekam dalam video tersebut.
Baca juga: Duduk Perkara Ibu Hamil Harus Rapid Test Meski Pecah Ketuban dan Bayi Pun Meninggal
Tak lama, pihak keluarga menangis histeris setelah mengetahui nyawa orangtuanya telah tiada.
Dikonfirmasi oleh Kompas.com, pasien adalah BR, pensiunan TNI dari Aceh Barat. Perekamnya adalah Irham Wahyudi (25), anak BR.
Ia mengaku sengaja merekam momen tersebut karena kecewa terhadap dokter dan perawat di rumah sakit tersebut yang dinilai lalai.
Kelalaian mereka mengakibatkan ayahnya meninggal dunia tanpa mendapatkan pertolongan apa-apa.
“Kalau orang melihat video tersebut tanpa mendengar cerita dari saya pasti dikira saya marah-marah tanpa sebab dan tidak jelas. Keluarga mana yang bisa terima kalau orangtua kita diperlakukan seperti itu?” jelasnya.
Baca juga: Kecewa dengan Pelayanan Rumah Sakit, Pria di Sumbar Doakan Tenaga Medis Terkena Corona
Wahyudi menyebutkan ayahnya di bawa ke IGD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh pada Selasa (27/08/2020) sekitar Pukul 00.00 WIB dalam kondisi nyaris tak sadarkan diri.
Tak lama di ruang IGD pasien langsung dibawa ke ruang Pinere untuk diisolasi karena diduga suspect corona.
“Kondisi ayah saya saat tiba di IGD antara sadar dan tidak, tapi langsung diisolasi karena dibilang suspect corona. Seharusnya kalau diduga corona kan harus rapid test dan swab tapi ini langsung isolasi tanpa ada hasil menunjukkan ayah saya terpapar corona,” katanya.
Setelah di isolasi di ruang Pinere sejak pukul 01.00 WIB, hingga pukul 10.00 WIB pasien BR tidak mendapat penangan apa-apa dari petugas medis. Bahkan tidak diantarkan makan oleh petugas.
“Jangankan penanganan kepada ayah saya, nasi saja sudah jam 10.00 pagi tidak diantar," kata Wahyudi.
"Saat kami tanya, karena pasien masuk malam dan belum terdaftar sehingga tidak dapat makan. Seharusnya diberitahukan ke kami, biar kami yang beli makan dari luar untuk ayah. Seperti itulah pelayanan di RSUD Cut Nyak Dhien, keluarga siapa yang tidak marah?” sebutnya.