Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Fadli, Guru SMP yang Dirikan 10 Sekolah Gratis di Kaki Gunung Argopuro

Kompas.com - 28/08/2020, 15:51 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nur Fadli (40) guru SMPN 1 Sukorambi Jember telah mendirikan 10 sekolah gratis di pelosok kaki Gunung Argopuro sejak 2004 tahun lalu.

Sepuluh sekolah itu ada di Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, dan Kecamatan Sukorambi, daerah yang berada di kaki pegunungan Argopuro.

Fadli adalah lulusan Universitas Islam Jember. Setelah lulus kuliah ia menjadi guru di sekitar rumahnya pada tahun 2000 silam.

Baca juga: 18 Tahun Jadi Honorer, Guru Ini Bangun 10 Sekolah Gratis di Kaki Gunung Argopuro

Kala itu ia melihat banyak anak-anak di desa yang tidak melanjutkan pendidikan. Bahkan ada yang menikah di usia anak.

Selain karena terkendala biaya, jarak sekolah yang cukup jauh menjadi masalah bagi masyarakat di pedesaan.

Pada tahun 2004 ia mencoba merintis lembaga pendidikan di wilayah pelosok Bintoro. Di wilayah tersebut ada madrasah diniyah yang digunakan untuk belajar oleh anak-anak di sekitar.

Baca juga: Puluhan Lukisan Tentang Covid-19 Karya 30 Seniman Jatim Dipamerkan di Jember

Mereka tidak sekolah ke SD karena jaraknya cukup jauh yakni empat kilometer. Untuk sekolah ke SD, mereka harus melewati kawasan perkebunan dengan jalan kaki.

Karena kondisi medan yang sulit, banyak yang memilih tidak sekolah.

Fadli yang saat itu berusia 24 tahun mengajak tokoh masyarakat untuk membangun SD. Namun banyak menolak ide Fadli. Warga masih khawatir dengan biaya pendidikannya karena saat itu madrasah diniyah gratis.

Secara perlahan, Fadli meyakinkan para wali murid sehingga sekolah mulai dibangun.

Baca juga: Seorang Tahanan PN Jember Positif Covid-19, Diketahui Saat Dipindahkan ke Lapas

Ia membantu proses hingga menjadi SDN Bintoro V yang hingga hari ini masih membuka kelas untuk siswa.

“Sudah banyak yang lulus dan kuliah sampai sekarang,” tutur dia saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Dusun Manggis, Desa Sukorambi, Jumat (28/8/2020).

Setelah itu ia juga merintis lenbaga MTS Asy Syukriah 2004 Bintoro. Lagi-lagi alasannya sama yakni banyak anak yang tidak sekolah.

Pendirian lembaga itu dilakukan secara swadaya dan ia butuh tiga tahun untuk meyakinkan warga sekitar.

Baca juga: Tak Diizikan Satgas Covid-19, SMA/SMK di Jember Tunda Gelar Pembelajaran Tatap Muka

“Butuh tiga tahun meyakinkan warga sekitar, apalagi saya orang baru,” terang dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com