BATAM, KOMPAS.com - Kasus Positif Corona di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), terus bertambah.
Bahkan, Kamis (27/8/2020) malam tadi, jumlah kasus corona bertambah menjadi 545 kasus setelah terjadi penambahan 46 kasus baru.
Ketua Bidang Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covod-19 Batam yang juga Kepala Dinas Kesehatan Batam dr Didi Kusmarjadi mengatakan, penambahan kasus baru ini berdasarkan hasil pemeriksaan swab oleh Tim Analis Laboratorium BTKL PP dan Analis Laboratorium RSKI Covid-19 Pulau Galang berdasarkan hasil Temuan Kasus Baru Dan Hasil Tracing.
Baca juga: Aksi Nekat Jemput Paksa Jenazah Pasien Covid-19 di Batam, 12 Penjemputnya Kini Positif
Sebanyak 46 kasus baru ini terdiri atas 21 orang laki-laki dan 25 orang perempuan.
Dari kasus baru ini, sedikitnya 11 orang merupakan tenaga kesehatan, dua sopir ambulans dan satu orang anggota Polri.
Kemudian lima orang ASN Pemkot Batam, tiga orang pelajar, satu orang penjual jamu gendong, 13 orang karyawan swasta, dua orang mahasiswa, empat IRT, satu orang wiraswasta dan dua orang anak-anak atau belum bersekolah.
"Bahkan dari 46 kasus baru ini, sembilan terkonfirmasi bergejala, tujuh tanpa bergejala dan 30 orang kontak erat," kata Didi melalui keterangan tertulis, Jumat (28/8/2020).
Didi mengatakan, akibat membeludaknya kasus corona, terutama yang menimpa tenaga kesehatan, Pemkot Batam terpaksa menutup empat puskesmas di wilayahnya, yakni Puskesmas Nongsa, Tiban Mentarau, Tiban 4 dan Puskesmas Sei Langkai.
"Penutupan ini dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus corona, yang kini sedang merebak di kalangan tenaga kesehatan khususnya yang bertugas di Puskesmas-Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) dan penutupan ini sifatnya sementara selama 14 hari," jelas Didi.
Berdasarkan hasil penelusuran sementara, virus corona yang merebak di kalangan tenaga kesehatan ini diduga berasal dari pasangan tenaga kesehatan.
Baca juga: Lagi, Jenazah Positif Covid-19 di RSBP Batam Diambil Paksa Keluarga
Diakui Didi, para tenaga kesehatan Batam itu sangat disiplin menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bertugas, sehingga kemungkinan tertular dari pasien itu sangat kecil sekali.
“Ditakutkan saat mereka berada di rumah, kan tidak semua suami atau istri mereka ini juga tenaga kesehatan, dan di rumah kan tak mungkin pakai masker, bisa jadi dari sana,” ungkap Didi.
Hal ini mengingat masih banyak ditemui masyarakat yang belum sepenuhnya mematuhi protokol kesehatan dan imbauan mengenakan masker saat keluar rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.