Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ahli Geologi soal Semburan Gas Campur Lumpur di Blora

Kompas.com - 27/08/2020, 18:23 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Jawa Timur Handoko Teguh Wibowo, mengatakan, semburan gas bercampur lumpur di Kesongo, kawasan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Randublatung, Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (27/8/2020) pagi adalah fenomena gunung api lumpur atau mud volcano.

Mud volcano merupakan sebuah fenomena ekstrusi cairan seperti hidrokarbon dan gas seperti metana.

Ekstrusi yang dimaksud adalah aktivitas gerakan cairan untuk mencapai permukaan melewati celah-celah batuan.

Baca juga: Semburan Gas Campur Lumpur di Blora adalah Mud Volcano, Pernah Terjadi pada 2013

Tidak seperti suhu pada gunung berapi yang mengeluarkan magma, suhu semburan mud volcano lebih rendah.

Material yang dikeluarkan mud volcano bersifat seperti butiran sangat halus yang tersuspensi dalam cairan, seperti air atau hidrokarbon.

Gas yang diproduksi gunung api lumpur umumnya adalah metana dengan sedikit kandungan karbondioksida dan nitrogen.

"Ini merupakan fenomena munculnya gunung lumpur. Material yang keluar fluida berwujud lumpur dengan komposisi berupa gas, air dan padatan," kata Handoko, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/8/2020).

Di Indonesia, erupsi mud volcano yang masih sering dijadikan bahan perbincangan berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca juga: Semburan Lumpur Kesongo, 4 Orang Dilarikan ke Puskesmas karena Keracunan

Adapun lokasi gunung lumpur jamak ditemui di Kabupaten Grobogan, Blora, Rembang dan beberapa kabupaten di Jatim (zona Kendeng).

Meski demikian, dosen di Jurusan Teknik Geologi dan Pertambangan Institut Teknologi Adhitama Surabaya ini menyebut Mud Volcano di Blora berbeda dengan di Sidoarjo.

"Namun berbeda dengan mud volcano yang ada di Sidoarjo, mud volcano Sidoarjo bersuhu 100 celsius. Kalau yang ini mengikuti suhu kamar berkisar 30 celsius hingga 32 celsius," terang jebolan Oregon State University ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com