Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Rhika, yang Dua Kakinya Diamputasi dan Idap Kanker

Kompas.com - 27/08/2020, 06:44 WIB
Robertus Belarminus

Editor

KOMPAS.com - Keceriaan Rhika (39) yang sebelumnya bekerja sebagai pelayan di salah satu rumah makan yang ada di Lamongan, kini berubah dengan hanya dapat terbaring di tempat tidur usai mengalami penyumbatan pembuluh darah dan kanker ovarium.

Kedua kaki perempuan warga Desa Blawi, Kecamatan Karangbinangun, Lamongan, Jawa Timur, itu pun terpaksa harus diamputasi imbas dari penyakit yang dialami.

Muhammad Anang, suami Rhika, sangat mencintai istrinya itu. Sehingga dirinya tetap berada di samping Rhika ketika saat ini sedang ditimpa musibah.

Bahkan, Anang rela beralih profesi sebagai penjual tembakau di rumah orangtua yang kini di tempati dari sebelumnya bekerja di Surabaya, sambil membantu pekerjaan orangtuanya di sawah.

"Sebab, istri saya tidak bisa ditinggal jauh-jauh, makanya saya jualan tembakau," ucap Anang, saat dihubungi, Senin (24/8/2020).

Kompas.com menggalang dana untuk membantu Rhika. Sumbangkan rezeki Anda dengan klik di sini untuk donasi via Kitabisa.com.

Kendati sudah masuk dalam pembiayaan BPJS, namun Anang mengaku tetap mengeluarkan dana hingga puluhan juta selama istrinya menjalani perawatan medis.

Terlebih, Rhika harus menjalani perawatan di salah satu rumah sakit yang ada di Surabaya.

"Tapi kan tidak semua masuk (dicover) BPJS, ada biaya lain yang harus pakai uang sendiri. Apalagi, saya juga menunggu selama istri saat dirawat di Surabaya," kata Anang.

Sekitar 12 kali Rhika harus masuk-keluar ruang perawatan untuk menyembuhkan penyakit yang dialami.

Karena selain penyumbatan darah dan kanker ovarium, Rhika juga sempat mengalami stroke.

Bahkan, untuk biaya di luar tanggungan BPJS selama istrinya menjalani perawatan, Anang mengaku menghabiskan puluhan juta.

"Rumah yang sempat kami beli di salah satu perumahan di Lamongan akhirnya saya jual, dan kini saya sama istri ikut orangtua," tutur Anang.

Sementara untuk biaya penghidupan sehari-hari dan ongkos perjalanan lantaran Rhika masih diharuskan kontrol setiap 2 minggu sekali, Anang bergantung dari hasil jualan tembakau di rumah milik orangtuanya.

Setiap hari, kata Anang, kadang mendapat uang Rp 20.000 hingga Rp 30.000.

Awal mula sakit

Anang mengungkapkan awal mula istrinya sampai jatuh sakit.

"Awal gejalanya itu menstruasi enggak lancar (tidak teratur), kemudian saya bawa periksa ke rumah sakit di Lamongan kata dokternya istri saya mengalami penyumbatan pembuluh darah," ujar Anang.

Baca juga: Cerita Haru Bocah 8 Tahun Penderita Kanker, Kaki Diamputasi, Cita-cita Jadi Tentara Pupus

Karena peralatan yang terbatas, pihak rumah sakit yang ada di Lamongan menyarankan kepada Anang untuk merujuk ke rumah sakit yang ada di Surabaya, yang dianggap memiliki peralatan lebih memadai.

Anang langsung membawa sang istri berobat ke Surabaya.

Anang menuturkan, siklus menstruasi tidak teratur tersebut dialami oleh istrinya selama kurang lebih tiga bulan.

Dari penampakan kasat mata, terlihat adanya penyumbatan darah itu dengan penggumpalan darah di bagian jari-jari kaki.

Awal kejadian itu menimpa Rhika, pada sekitar April atau Mei 2019.

Baca juga: Tidak Pakai Masker di Madiun Denda Rp 100.000 dan Sita KTP

Melihat kondisi yang dialami Rhika, pihak rumah sakit yang ada di Surabaya lantas memutuskan memberikan perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), dengan kemudian untuk mencegah kondisi yang lebih parah maka kaki Rhika dilakukan upaya amputasi atas izin pasien dan Anang selaku suami.

"Kaki kiri dulu, baru tiga bulan kemudian yang kanan. Terus diketahui, jika ada penyumbatan pembuluh darah itu di bagian perut, istri saya kena kanker ovarium," ujar dia.

Kompas.com menggalang dana untuk membantu Rhika. Sumbangkan rezeki Anda dengan klik di sini untuk donasi via Kitabisa.com.

(KOMPAS.com/HAMZAH ARFAH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com