Sejauh ini, ungkap Widiawati, belum banyak produk kerajinan suaminya yang beredar di pasaran, khususnya di Jawa Timur.
Dalam setahun ini, Widiawati dan suaminya fokus pada pembuatan produk, sembari memperbaiki kekurangan dari setiap jenis produk.
Pemasaran produk masih terbatas pada komunitas disabilitas dan belum merambah pasar konsumen dari berbagai kalangan.
"Kalau Jawa Timur belum, tapi kalau ke Jogja (Yogyakarta) sudah ada yang beredar. Tapi belum banyak, sih," kata Widiawati.
Dia menuturkan, mengolah bambu menjadi produk kreatif menjadi pekerjaan yang ditekuni Sukardi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Baca juga: Masuk Bali Masih Wajib Rapid Test Covid-19, Ini Penjelasan Gubernur Koster
Adapun untuk memasarkan produk kerajinan dari batang bambu hasil karya suaminya, Widiawati mulai memanfaatkan media sosial dan relasinya.
Masa sulit dihadapi Sukardi usai kecelakaan kerja. Kakinya lumpuh dan selama enam tahun hanya bisa tengkurap dan terbaring di ranjang.
Selama enam tahun itu, Sukardi dirawat ibunya. Berkat ketelatenan sang ibu, Sukardi memiliki tekad untuk sembuh.
Setelah melewati masa-masa sulit usai kecelakaan, Sukardi mengisi hari-harinya dengan membuat berbagai kerajinan di rumah ibunya.
Meski ada keterbatasan pada fungsi kaki, dia bertekad terus berkarya dan tidak ingin mengecewakan ibunya.
"Ibu saya sangat telaten merawat, Itu yang membuat saya kuat. Makanya, sekarang dalam kondisi apapun, saya bertekad membuat ibu bangga dan bahagia," ujar Sukardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.