Bahkan, Agustinus sedang sakit saat pemotretan dilakukan.
"Waktu itu ditanya anaknya umur berapa dan disuruh bawa ke kantor karena orang Jakarta sudah datang. Saat itu Agustinus sedang sakit malaria," ujarnya.
Pakaian adat yang dikenakan Agustinus pun seadanya karena keterbatasan waktu persiapan.
Fitri mendapatkan pinjaman pakaian adat dari Serui, Kabupaten Yapen.
Sementara Fitri berasal dari Tanah Merah, Kabupaten Jayapura, sedangkan suaminya dari Biak.
Baca juga: Kami Bangga karena Ada Wajah Anak Kami dalam Uang Kertas Pecahan Rp 75.000
"Yang dipakai untuk foto baju adat Serui, saat itu cari baju pas dapatnya Serui, semuanya mendadak," kata Fitri.
Fitri tak diberi tahu tentang rencana pemotretan itu. Fitri yang bekerja di KPw BI Papua mengaku hanya menuruti permintaan yang diterima pada Agustus 2019.
Setahun berselang, Fitri mengaku belum tahu tujuan pemotretan foto anaknya. Hingga 17 Agustus 2020, ia mendapatkan kabar foto anaknya tercetak di uang Rp 75.000.
"Saya tidak tahu sama sekali akan begini karena itu sudah satu tahun lalu, saya sudah lupa. Tanggal 17 kemarin saya dapat WhatsApp, tentu ini juga pekerjaan Tuhan," kata Fitri.