Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Warga yang Kena PHK, Pemuda Bantaran Kali Code Buat Pasar Online

Kompas.com - 25/08/2020, 11:49 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.COM - Pandemi Covid-19 membuat seluruh lapisan masyarakat terdampak tidak hanya dari sektor kesehatan tapi juga ekonomi.

Tak terkecuali warga Kampung Ledok Tukangan, Kelurahan Danurejan, Kota Yogyakarta.

Ledok Tukangan terletak di dekat bantaran Sungai Code, tak jauh dari pusat Kota Yogyakarta.

Mayoritas masyarakat Ledok Tukangan berprofesi sebagai buruh yang banyak mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Ini Modus Mantan Anggota DPRD Gunungkidul Curi Pisang di Pasar Argosari Wonosari

Mereka pun harus berpikir kreatif agar dapur mereka tetap mengepul di tengah wabah.

Warga lalu berbondong-bondong alih profesi dengan berjualan di sektor kuliner.

Awalnya saat beralih memproduksi makanan, pelanggan berasal dari tetangga sekitar, pesanan hanya berkisar dua porsi setiap harinya.

Hal ini membuat pemuda Ledok Tukangan berinisiatif membuat Pasar Kali Online yang memanfaatkan media sosial dan membuat satu website khusus.

"Banyak yang mengalami PHK kemudian memiliki usaha kuliner dari situasi seperti ini teman-teman muda mempromosikan jualan dengan media online," ucap Salah satu inisiator Pasar Kali Online, Anang Naschihudin, saat dihubungi, Senin (24/8/2020).

Baca juga: Gaya Bermedia Sosial Bupati Karawang, Hapus Komentar Tak Pantas hingga Bantu Warga yang Kena PHK

Ide dari pemuda Ledok Tukangan disambut positif oleh para pemilik usaha makanan rumahan, maka dibuatlah tim manajemen.

"Tugas kami setiap hari adalah meng-update katalog menu, karena ada beberapa yang tutup karena keperluan-keperluan," ucapnya.

Warga bantaran Kali Code ini mengungkapkan ada banyak yang perlu dipersiapkan untuk membuka Pasar Kali Online.

Mulai dari penjualnya, lalu konten yang diunggah di media sosial.

Awalnya ada 35 warga yang mendaftar ke Pasar Kali Online, tetapi baru disetujui sebanyak 18 penjual.

Baca juga: Jadi Korban PHK, Warga Asal Bantul Gugat UU BPJS ke MK

Anang menjelaskan hal tersebut lantaran ada peraturan yaitu jenis makanan yang dijual tidak boleh sama.

"Ini untuk menghindari adanya kecemburuan sosial, kalau ada yang sama nanti ada yang laku ada yang tidak. Satu orang satu produk agar berbeda," imbuhnya.

Dengan adanya Pasar Kali Online diharapkan sebagai alat pendobrak agar tidak tergantung dengan ojek online.

Pasalnya, biaya pengiriman dengan jasa ojek online dirasa masih mahal.

Baca juga: Pemkot Bekasi Bagikan Ribuan Paket Sembako kepada Korban PHK Selama Pandemi

Anang mengatakan untuk pengiriman makanan diserahkan kepada pemuda Ledok Tukangan, dengan ongkos kirim seharga Rp 3.000 dengan catatan masih dalam kawasan Ring Road Yogyakarta.

"Kami juga ada jasa pengiriman dengan menggunakan sepeda, sekaligus untuk mengkampanyekan pengurangan polusi udara, " ujarnya.

Mekanisme pemesanan di Pasar Kali Online adalah konsumen memesan melalui hotline service, lalu diteruskan ke penjual dari penjual dijemput oleh kurir yang siap mengirim.

"Seluruhnya pemuda sekitar dari hotline service, kurir, kami berdayakan para pemuda. Penjual juga khusus untuk warga Ledok Tukangan," jelasnya.

Baca juga: Pemkot Tangerang: Gelombang PHK Picu KDRT pada Masa Pandemi Covid-19

Hingga pasar ini dibuka sudah terlihat peningkatan penjualan dari awalnya hanya dua porsi sehari saat ini meningkat hingga 15 porsi setiap harinya.

"Setelah pandemi ini akan tetap ada. Kami sudah ada konsep, kedua kami sudah belajar marketing online, ketiga pasar kali online akan sampai kapanpun selama penjual ada," kata Anang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com