Atas dasar iba, Atin pun rela mengajar di terminal sejak April 2020. Ia mengajar dua kali dalam satu minggu.
Tetapi tantangan yang dihadapi Atin tak berhenti sampai di situ, ia juga harus merayu orangtua agar mengizinkan sang anak belajar dengannya.
Dengan uang pribadinya, Atin juga memberi hadiah anak-anak agar mereka semangat menimba ilmu.
"Kadang buku, pensil, buku gambar dan beberapa hadiah kecil semampu saya. Meski saya berpenghasilan tidak seperapa tapi untuk itu saya tidak apa-apa," ungkap dia.
Berkat upaya Atin, tak kurang dari tujuh anak yang kurang beruntung bergabung dengan kelasnya.
Atin mengajari anak-anak tersebut tulus tanpa mengharapkan imbalan.
Ia hanya berharap, suatu saat anak-anak itu tumbuh menjadi anak berguna dan bernasib lebih baik dari orangtua mereka saat ini.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Gresik, Hamzah Arfah | Editor : Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.