KOMPAS.com - Alfia Nurin Ni'mah (24) salah satu teman tuli asal Kabupaten Banyuwangi belajar meracik kopi. Dengan menggunakan bahasa isyarat, perempuan yang akrab dipanggil Viya itu bercerita jika belajar kopi karena ingin menjadi seorang barista profesional.
Perempuan berjilbab tersebut menjadi salah satu barista di kegiatan De Koffie van Banyuwangi yang digelar di Pantai Boom Banyuwangi akhir pekan lalu.
Kopi yang diracik oleh teman tuli Banyuwangi disebut Kopi Sahabat.
Kepada Kompas.com, dia menyapa dengan bahasa isyarat dan menawarkan daftar kopi yang bisa dipesan. Kompas.com memesan satu kopi rempah.
Baca juga: 2 Perempuan Asal Wonogiri Ciptakan Masker Transparan untuk Penyandang Tuli
Dengan cekatan, perempuan yang akrab dipanggil Viya tersebut meracik secangkir kopi rempah dan memanaskannya di pasir panas.
Dibantu Alfiyan, penerjemah bahasa isyarat, Viya bercerita ia dan suaminya, Bagus Syahyan Permana (24) yang juga penyandang tuli sudah dua bukan terakhir serius mempelajari kopi.
Ketertarikan mereka pada dunia kopi berawal saat ada pelatihan kopi untuk teman tuli yang diselenggarakan Kecamatan Banyuwangi.
"Saya suka minum kopi dan akhirnya saya belajar membuat kopi secara serius," kata Viya, Minggu (23/8/2020).
Baca juga: Sejumlah Kendala Penyandang Tuli Saat Pandemi Covid-19...
Setelah mengetahui jenis-jenis kopi, Viya mengaku lebih menyukai taste kopi arabica.
"Rasanya lebih ringan," katanya dengan bahasa isyarat.
Menurut Fiya, ia dan suaminya awalnya ternak ayam. Namun karena pandemi, mereka harus gulung tikar dan sementara menganggur.
Sehingga saat ditawari untuk ikut pelatihan barista, Viya dan suaminya menyetujuinya.
"Saya ingin memiliki kedai kopi sendiri. Dan rencananya kamu akan mendapatkan bantuan alat dari pemerintah," katanya.
Baca juga: Penyandang Tuli Butuh Akses Informasi soal Bansos Saat Pandemi Covid-19
Emir salah satu barista bercerita ia dan anggota komunitas barista di Banyuwangi mendampingi teman tuli dan mengenalkan kopi mulai hulu hingga hilir kepada teman tuli.