Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Menggigil dan Jantung Berdebar Saat Kunker, Anggota DPRD Buton Meninggal karena Corona

Kompas.com - 23/08/2020, 13:22 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Kabar mengagetkan datang saat DPRD Buton, Sulawesi Tenggara melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke Kendari.

Salah satu anggota DPRD Buton, Bariuddin (67) mendadak harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala demam dan jantung berdebar.

Setelah dirawat tiga hari, Bariuddin akhirnya meninggal karena terpapar Covid-19.

Baca juga: Sederet Cerita Warga Takut Di-Rapid Test, Malah Tawarkan Uang Damai dan Mengungsi ke Pulau Lain

Rapid test nonreaktif

Ilustrasi rapid test Covid-19. SHUTTERSTOCK Ilustrasi rapid test Covid-19.
Bariuddin masuk ke RS Bahteramas Kendari sejak Selasa (18/8/2020).

Dia mengalami gejala demam, menggigil dan jantung berdebar.

Sempat dilakukan rapid test, hasilnya menunjukkan nonreaktif.

Namun pemeriksaan rontgen menunjukkan bahwa Bariuddin mengalami pneumonia dan tuberkulosis.

Baca juga: Anggota DPRD Buton Meninggal Saat Kunker, Diketahui Positif Covid-19

 

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Hasil swab keluar setelah meninggal

Kondisi Bariuddin kemudian semakin memburuk sehingga dilakukan tes swab pada Kamis (20/8/2020).

Keesokan harinya, Jumat pukul 07.00 WIB Bariuddin meninggal dunia.

Baru pada pukul 10.00 WIB, hasil tes swab keluar dan ternyata Bariuddin dinyatakan positif Covid-19.

“Kita mendapatkan kabar dari Provinsi, dari Kabupaten Buton, ada dua orang yang terkonfirmasi positif corona. Salah satunya dirawat di Rumah Sakit Bahteramas dan meninggal di sana, dia anggota Dewan,” kata Juru Bicara Tugas Gugus Covid Buton, Hayun, Sabtu (22/8/2020).

Baca juga: Sederet Cerita Mereka yang Jalani Belasan hingga Puluhan Kali Tes Swab Covid-19

Pemakaman sesuai protokol

Ilustrasi makam.Shutterstock Ilustrasi makam.
Karena dinyatakan positif Covid-19, jenazah Bariuddin dimakamkan sesuai protokol kesehatan.

Jenazah dikebumikan di TPU Punggolaka Kendari.

Selain itu, petugas juga melakukan tracing untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

“Kita melakukan protokol kesehatan, siapa yang kontak erat dengan almarhum kita melakukan pelacakan, siapapun itu,” ujar Hayun.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Baubau, Defriatno Neke | Editor : Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com