Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Satu Kecamatan di Sultra Dihantui Debu Hitam, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 23/08/2020, 07:55 WIB
Kiki Andi Pati,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com - Warga Desa Wawoluri, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengeluhkan polusi udara berupa debu hitam.

Polusi ini khususnya dirasakan warga yang tinggal di sekitar mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang diduga milik salah satu perusahaan tambang.

Debu hitam diduga ditimbulkan dari pembakaran batu bara di PLTU tersebut.

Hampir setiap hari warga merasakan debu hitam itu masuk sampai ke rumah mereka.

Baca juga: Beredar Isu Uang Pangkal Rp 87 Miliar, Ini Penjelasan Undip

Rismanto (29), salah seorang warga Desa Wawoluri menuturkan, kejadian tersebut baru disadarinya dalam sepekan ini.

"Saya rasakan 4 atau 5 hari ini, karena setiap bangun pagi kok kaki saya hitam, padahal dalam rumah. Jadi saya posting di Facebook, ternyata banyak warga desa lain yang alami seperti itu juga," kata Rismanto saat dihubungi, Sabtu (22/8/2020).

Ia menjelaskan, letak PLTU berada di Desa Tani Indah, tidak terlalu jauh dari desanya, yakni sekitar 4 atau 5 kilometer.

PLTU dan permukiman warga hanya dipisahkan oleh sungai.

"Banyak orang bilang dari PLTU milik PT OSS. Ada penampungan batu bara, atau dari tungku perusahaan itu juga," ujar Rismanto.

Baca juga: Gugus Tugas Jabar Tegur Pengelola Taman Safari dan Sejumlah Tempat Wisata

Menurut Rismanto, jika kondisi ini dibiarkan, maka polusi udara tersebut dikhawatirkan bisa berdampak pada kesehatan warga, seperti penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Memang saat ini warga belum merasakan dampak kesehatan, tapi untuk jangka panjang bisa menggangu kesehatan kami," kata Rismanto.

Ia mengaku sudah menyampaikan keluhan itu kepada camat Motui, dan pemerintah kecamatan akan segera bertemu dengan para kepala desa lainnya.

"Mungkin akan berkoordinasi dengan pihak perusahaan. Tapi saya dengar mahasiswa di sini akan lakukan protes nanti di perusahaan, mungkin awal pekan depan," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com