Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Reaksi Warga Lihat Pejabat di Maluku Joget Tak Pakai Masker | Satu Keluarga Tewas Dibunuh

Kompas.com - 23/08/2020, 06:15 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Para pedagang di Pasar Mardika Ambon, Maluku, mengaku geram dengan sikap para pejabatnya.

Pasalnya, disaat warganya dituntut patuh dengan protokol kesehatan, para pejabat yang merayakan HUT ke-75 Provinsi Maluku justru berjoget ria tanpa masker.

Mengetahui hal itu, kini sejumlah pedagang di pasar tersebut memilih untuk ikut tidak mengenakan masker.

Alasannya karena mengikuti contoh para pejabatnya tersebut.

Sementara di Sukoharjo, Jawa Tengah, satu keluarga ditemukan tewas mengenaskan di dalam rumahnya.

Korban yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anaknya itu dibunuh pelaku secara keji.

Kasus pembunuhan itu baru terungkap setelah warga sekitar curiga dengan adanya bau menyengat dari dalam rumah korban.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya.

1. Reaksi warga melihat pejabat joget tak pakai masker

Ilustrasi virus corona (Covid-19)KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi virus corona (Covid-19)

Para pedagang di Pasar Mardika Ambon, Maluku, geram dengan ulah para pejabatnya saat perayaan HUT ke-75 Provinsi Maluku.

Pasalnya, disaat warga dituntut patuh dengan protokol kesehatan, para pejabat tersebut justru terlihat berjoget tanpa menggunakan masker.

Mengetahui hal itu, seorang pedagang bernama Halima mengaku kecewa dan mulai sekarang tak akan menggunakan masker.

“Teman tunjukkan video itu buat beta (saya) kemarin. Jujur sakit hati beta lihat video itu, selama ini dong (mereka) suruh kita harus begini begitu sampai katong (kita) susah cari uang, tapi dong sendiri bikin kayak begitu,” kata Halima, Jumat (21/8/2020).

Baca juga: Selama Ini Kita Diatur Sampai Susah Cari Uang, tapi Mereka Sendiri Joget-joget Tak Pakai Masker

2. Satu keluarga tewas di Sukoharjo

Kondisi rumah lokasi ditemukannya satu keluarga tewas di Dusun Slemben, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (22/8/2020).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Kondisi rumah lokasi ditemukannya satu keluarga tewas di Dusun Slemben, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (22/8/2020).

Satu keluarga di Dusun Slemben, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, ditemukan tewas di dalam rumahnya, Jumat (21/8/2020).

Korban tewas tersebut terdiri dari ayah, ibu, dan dua anaknya.

Terungkapnya kasus pembunuhan itu, setelah warga sekitar curiga dengan adanya aroma menyengat dari dalam rumah korban.

Setelah diperiksa, para korban ditemukan sudah meninggal dengan kondisi terpencar satu sama lain.

"Ada empat orang. Posisinya ditemukan anaknya terpencar terus suami istri jadi satu," kata Ketua RW 005 Dusun Slemben, Suratno ditemui wartawan di sekitar lokasi kejadian, Sabtu (22/8/2020).

Setelah dilakukan penyelidikan, polisi akhirnya berhasil menangkap terduga pelaku pembunuhan keji tersebut.

Baca juga: Satu Keluarga di Baki Sukoharjo Tewas dalam Rumah, Jenazah Ditemukan di Ruangan Berbeda

3. Suami jambret tas istri

Ilustrasi jambretTHINKSTOCKS/ADRIAN HILMAN Ilustrasi jambret

Seorang perempuan di berinisial SG (31), di Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi korban penjambretan.

Akibat kejadian itu, tas yang berisi sejumlah barang berharga senilai Rp 40 juta raib.

Setelah melaporkan polisi, beberapa saat kemudian pelaku penjambretan berhasil ditangkap.

Ironisnya, pelaku tersebut tak lain adalah suami korban sendiri yang bernama Robi (40).

Alasan pelaku melakukan penjambretan itu, karena mengaku cemburu. Sebab, saat itu korban dibonceng pria lain.

"Pelaku membenarkan telah melakukan perampasan barang milik korban berupa tas karena didasari rasa cemburu karena pada saat itu dia melihat korban berboncengan dengan laki laki lain," kata Kanit Reskrim Polsek Rappocini Iptu Nurtcahyana melalui pesan WhatsApp, Jumat (21/8/2020).

Baca juga: Tas Seorang Perempuan Dijambret Saat Naik Kendaraan, Pelaku Ternyata Suaminya Sendiri

4. Ridwan Kamil akan Disuntik Vaksin Covid-19

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertemu dengan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika Perkasa sebagai Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Jumat (21/8/2020).Humas Pemprov Jabar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertemu dengan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika Perkasa sebagai Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Jumat (21/8/2020).

Gubernur Jawa Barat Ridwan kamil ikut mendaftarkan diri sebagai relawan untuk uji vaksin Covid-19.

Penyuntikan vaksin buatan Sinovac tersebut akan dilakukan kepada Emil pada Selasa (25/8/2020).

Terkait hal itu, ia meminta dukungan agar semua proses berjalan lancar.

"Doakan lancar, karena kalau ada reaksi-reaksi ya kami harus bertanggung jawab dan juga menjadi kesaksian. Tapi sampai hari ini dari ratusan (relawan yang sudah divaksin), Alhamdulillah lancar," kata dia.

Emil mengatakan, alasannya ikut menjadi relawan itu sebagai bentuk manajemen komunikasi publik dan mengurangi hoaks.

Pasalnya, jika uji vaksin itu lulus pada tahap ketiga, artinya aman untuk digunakan.

Baca juga: 3 Hari Lagi Disuntik Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil: Kalau Ada Reaksi, Kami Harus Tanggung Jawab

5. Pasutri mengemis untuk beli sabu

Pasutri mengemis di Bukittinggi, Sumatera Barat untuk membeli sabu dan akhirnya terjaring Satpol PP- Pasutri mengemis di Bukittinggi, Sumatera Barat untuk membeli sabu dan akhirnya terjaring Satpol PP

Pasangan suami istri berinisial MN (25) dan BT (28), di Bukittinggi, Sumatera Barat, nekat mengemis untuk membeli sabu.

Agar dapat belas kasihan dari warga, saat mengemis itu mereka membawa foto anaknya yang sudah meninggal akibat kanker.

Terungkapnya kasus itu setelah mereka terjaring razia dari Satpol PP.

Agar perbuatannya tidak terulang, pasutri yang diketahui warga Padang Pariaman itu telah diberikan peringatan untuk tidak mengulangi perbuatannya.

"Benar sudah kita beri sanksi dan tidak boleh lagi mengemis. Mereka saat ini sudah kembali ke kampungnya di Padang Pariaman," kata Kepala Satpol PP Bukittinggi Aldiasnur.

Baca juga: Pasutri Mengemis Sambil Bawa Foto Almarhum Anaknya untuk Beli Sabu

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Khairina, Setyo Puji, Pythag Kurniati, Candra Setia Budi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com