Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Berutang Beli Ponsel untuk Belajar Online, 2 Siswa Ini Juga Harus Cari Sinyal Sejauh 4 Km

Kompas.com - 21/08/2020, 19:32 WIB
Markus Makur,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Thomas Roma (44), warga asal Kampung Gurung, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, harus berutang untuk membeli  ponsel agar dua anaknya bisa belajar.

Kedua anak Roma duduk di kelas III dan II SMA di SMAK Pancasila.

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 yang terjadi hingga saat ini mengharuskan para murid untuk belajar dari rumat lewat sistem daring.

"Tuntutan sekolah belajar dari rumah sehingga saya sebagai orangtua beli handphone dengan berutang. Kalau tidak ada handphone android maka mereka tidak bisa belajar online serta mengerjakan soal yang diberikan guru-guru dari sekolah," ujar Roma kepada Kompas.com di rumahnya, Kamis (20/8/2020).

Baca juga: Saya Bilang ke Dokter Mau Melahirkan, Sakit Keluar Darah, Dia Bilang Tunggu Rapid Test

Roma merupakan seorang pekerja bangunan yang penghasilannya tidak tetap.

Jika dirata-ratakan penghasilannya berkisar Rp 500.000 perbulannya.  Hal itu tentu saja tergantung dari jumlah proyek yang dikerjakan.

Sejak Maret 2020 ketika pandemi Covid-19, Roma tak lagi bekerja.

Baca juga: Ketuban Saya Sudah Pecah, Darah Sudah Banyak Keluar, tapi Kata Petugas Harus Rapid Test Dulu

Namun, dia tetap berusaha agar keluarganya makan serta anak-anaknya tetap bisa mengenyam pendidikan.

"Saya sebagai orangtua bertanggung jawab untuk masa depan anak-anak. Walaupun berutang, yang terpenting masa depan anak-anak terpenuhi dengan bekal ilmu pengetahuan. Dengan penghasilan pas-pasan, saya sebagai kepala keluarga serta istri mengatur keuangan sebaik-baiknya," ucap Roma.

Roma menjelaskan, biaya sekolah dan asrama susteran anak-anaknya sebesar Rp 10 juta lebih per tahun.

Bersyukur biayanya bisa dicicil serta pihak sekolah dan asrama sangat memahami kondisi keluarga mereka yang serba terbatas.

"Jikalau terlambat bayar biaya uang sekolah dan asrama, saya bertemu kepala sekolah dan pihak pembina asrama. Mereka sangat mengerti dengan saya. Saya terus mencari uang untuk membiayai pendidikan anak-anak saya," jelasnya.

Susah sinyal

Roma menjelaskan, selain sulitnya ekonomi, tantangan lain adalah sulitnya sinyal.

Untuk itu, meski sudah memiliki ponsel, anak-anaknya harus mencari sinyal hingga ke perbukitan dengan jarak sekitar 4 km dengan mengendarai ojek.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com