Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Meninggal, Staf KPU Yahukimo Pernah Ketakutan hingga Kabur ke Kampung Halaman

Kompas.com - 21/08/2020, 17:48 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Khairina

Tim Redaksi

 

BANYUMAS, KOMPAS.com - Keluarga staf Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yahukimo, Papua, Henry Jovinski (25) menyebut, beberapa bulan sebelum tewas korban pernah pulang ke kampung halaman akibat ada gangguan keamanan.

"Ketakutan pernah, pulang karena diludahin orang di sana, pas beli handuk," kata ibu korban, Vivin Monika (21/8/2020) sesuai menerima tali asih dari KPU di Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jumat (21/8/2020).

Vivin mengatakan anaknya juga menyaksikan peristiwa pembakaran kantor KPU setempat.

"Kata dia panah berterbangan, kantor dibakar, laptopnya dibanting. Dia pulang ke sini memang tanpa izin. Di rumah tiduran dia ngringkuk, 'aku takut Mah takut'. Kejadiannya enam atau tujuh bulan sebelum ini," kata Vivin.

Baca juga: Polisi Ragukan Keterangan Saksi Pembunuhan Staf KPU Yahukimo

Namun selang beberapa waktu, Henry kembali ke Papua karena dipanggil oleh kantor.

Menurut pengakuan Henry, kata Vivin, selama bekerja kerap ditanya asal usulnya oleh orang tidak dikenal.

"Sering ditanya 'kamu orang mana', dia tinggi, putih, namanya juga Henry Jovinsky, orang mana, orang mana, sering (ditanya) gitu di sana. Kalau tahu begitu, mending enggak usah berangkat lagi ke sana, mending kerja di Banyumas jadi apa saja," kata Vivin.

Namun menurut Vivin, anaknya selalu meyakinkan orangtuanya bahwa kondisinya baik-baik saja.

"Bodohnya saya tidak melaporkan, karena Henry menutup akses, enggak ada nomor HP teman dan rekan KPU mana pun. Saya pernah minta supaya dikasih nomor HP temannya, tapi tenang saja katanya," ujar Vivin.

Baca juga: Staf KPU Yahukimo Dibunuh, Ketua KPU Minta Seluruh Jajaran Hati-hati Saat Jalankan Tugas

Diberitakan sebelumnya, keluarga menuntut kasus pembunuhan terhadap staf KPU Yahukimo, Papua, Henry Jovinski (25) asal Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diusut tuntas.

Ibu korban, Vivin Monika (53) menilai pembunuhan terhadap anak pertama dari dua bersaudara itu telah direncanakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com