Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Bilang ke Dokter Mau Melahirkan, Sakit Keluar Darah, Dia Bilang Tunggu Rapid Test"

Kompas.com - 21/08/2020, 16:53 WIB
David Oliver Purba

Penulis

KOMPAS.com - Gara-gara menunggu hasil rapid test, nyawa bayi Gusti Ayu Arianti (23) tidak terselamatkan, Selasa (18/8/2020).

Bayi wanita asal Lingkungan Pajang, Kelurahan Pejanggik, Kota Mataram, meninggal dunia dalam kandungan, 

Arianti telah berupaya dan memohon agar segera ditangani tim medis di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) Wira Bhakti Mataram.

Baca juga: Ketuban Saya Sudah Pecah, Darah Sudah Banyak Keluar, tapi Kata Petugas Harus Rapid Test Dulu

Namun, petugas rumah sakit justru memintanya untuk terlebih dulu melakukan rapid test.

Saat itu ketuban Arianti telah pecah dan banyak mengeluarkan darah. Sementara fasilitas rapid test di RSAD tidak tersedia.

Baca juga: Gara-gara Harus Rapid Test Covid-19, Ibu Ini Kehilangan Bayinya karena Telat Ditangani

Arianti menceritakan, pada Selasa pagi dia sudah merasakan sakit di perut. Keluar banyak cairan disertai darah.

Dia menduga ketubannya pecah dan akan melahirkan.

Bersama suami dan ibunya, mereka memilih mendatangi RSAD Mataram karena putri pertama lahir di sana.

Sampai rumah sakit perutnya makin sakit dan meminta petugas jaga di RSAD agar segera menanganinya.

"Saya juga lapor kalau ketuban saya pecah dan ada banyak darah, " katanya.

Namun, petugas justru memintanya melakukan rapid test di luar rumah sakit karena tidak ada fasilitas rapid test di RSAD.

"Mereka bilang tidak ada fasilitas rapid test, tapi tidak menyarankan saya rapid test di laboratorium karena akan lama keluar hasilnya. Mereka minta saya ke puskesmas terdekat dengan tempat tinggal saya. Padahal saya sudah memohon agar dilihat kondisi kandungan saya, bukaan berapa menuju proses kelahiran, mereka tidak mau. Katanya harus ada hasil rapid test dulu," ujar Arianti.

Dia menyayangkan sikap petugas yang sama sekali tak bersedia memeriksanya.

Jika alasannya khawatir dengan Covid-19, para petugas telah mengenakan APD lengkap, dan dirinya sama sekali tak ada gejala sakit seperti ciri-ciri penderita Covid-19.

Akhirnya Arianti dibawa suami dan ibunya ke Puskesmas Pagesangan untuk melakukan rapid test.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com