Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Aiptu Broto Sukarela Antar Jenazah ke Pemakaman Covid-19, Dijuluki Bhabin Covid

Kompas.com - 21/08/2020, 11:54 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Aiptu Broto namanya. Pekerjaan sehari-harinya sebagai Bhabinkamtibmas Kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

Pria berusia 45 tahun itu sungguh berhati mulia.

Dia senantiasa bermurah hati memberikan pertolongan bagi warga sekitar yang sedang mengalami kesulitan.

Terlebih, saat ayah tiga anak ini memutuskan untuk bekerja sosial merangkap sebagai sopir ambulans.

Baca juga: Kisah Aditya Perpatih, Bocah Gorontalo yang Fotonya Ada di Uang Kertas Rp 75.000

Pak Broto sapaan akrabnya bercerita hal itu bermula sejak warga sekitar kerapkali meminta bantuannya untuk mengantar orang sakit ataupun jenazah.

"Di sini kan memang letaknya jauh dari rumah sakit dan tempat pemakaman. Banyak warga yang minta tolong diantar. Kebetulan saya aktif di masjid, kemudian ada mobil layanan Lazizmas Masjid BSB Jatisari Mijen bisa dipinjamkan. Lalu muncul keinginan untuk membantu jadi sopir," jelasnya kepada Kompas.com.

Pak Broto mengaku sejak pandemi Covid-19 merebak, beberapa kali mengantarkan jenazah Covid-19 ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jatisari.

"Pernah beberapa kali mengantarkan jenazah ke TPU Jatisari. Itu kan memang pemakaman Covid-19. Jenazah waktu itu memang kebanyakan PDP jadi proses pemakamannya prosedur Covid-19. Saya sendiri waktu itu juga harus pakai APD lengkap," katanya.

Semenjak aksinya itu, Pak Broto dikenal warga sekitar dengan julukan "Bhabin Covid".

"Memang terkenalnya dari warga gitu ya (Bhabin Covid). Padahal mengantar jenazahnya itu PDP. Prosedurnya kan Covid-19. Kalau yang positif memang belum," ucapnya.

Baca juga: Sempat Dikira Orang China di Uang Rp 75.000, Ini Sosok Izzam, Bocah yang Pakai Baju Adat Tidung

Pria kelahiran Ngawi Jawa Timur ini mengaku pekerjaan mengantarkan orang sakit dan jenazah menggunakan mobil ambulans memiliki tantangan tersendiri.

Dia mengingat saat dirinya harus menolong tiga pasien yang buta.

Selain itu, dia juga mengaku pernah mengantarkan pasien rumah sakit jiwa.

Bahkan tak jarang, dia harus rela mengantar jenazah hingga luar kota.

Namun, Broto tak pernah mengeluh.

"Sekitar 70 orang pernah saya layani. Yang paling berat waktu mengantar pasien buta ke Yogya. Kalau laling jauh itu di Madura. Waktu itu warga keberatan karena biaya sewa ambulans rumah sakit mahal. Lalu saya antar sendiri," ungkapnya.

Dia mengungkapkan pekerjaan itu dilakukan secara suka rela dan ikhlas membantu warga.

"Karena saya melakukan dengan senang hati. Cari celah untuk ladang beramal," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com