Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap "Jalur Sutra" dan Bisnis Gelap Burung Kicau di Sumatera

Kompas.com - 21/08/2020, 10:59 WIB
Tri Purna Jaya,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Kasus terkini yang berhasil diungkap adalah pada 13 Agustus 2020.

Sebanyak 1.700 ekor burung kicau berbagai jenis akan diselundupkan menggunakan kendaraan pribadi. Ribuan burung itu dijejal di dalam 64 boks.

Data mengejutkan diungkapkan organisasi non-pemerintah, Flight Protecting Indonesia’s Birds (Flight).

Selama kurun waktu 2019 hingga Juli 2020, setidaknya 80.000 ekor burung yang akan diselundupkan.

“Hampir sebagian besar adalah burung kicau,” kata Direktur Eksekutif Flight Marison Guciano saat pemantauan burung yang dilepasliarkan di Taman Hutan Rakyat Wan Abdurrahman (Tahura WAR), Pesawaran.

Marison mengungkapkan, usaha penyelundupan burung kicau ini setiap tahun makin meningkat. Burung-burung yang diselundupkan adalah satwa dari Sumatera dengan tujuan sejumlah lokasi di Pulau Jawa.

Berdasarkan data Flight, pada tahun 2019 sebanyak 39.742 ekor burung kicau berhasil diselamatkan.

Jumlah burung yang diselundupkan ini bertambah lebih dari 100 persen pada semester pertama tahun 2020, yakni 49.034 ekor pada Januari – Juli.

Jenis burung kicau yang banyak ditemukan dalam penyelundupan itu yakni, poksai hitam (Black laughingthrush), cica daun sayap biru (Blue winged Leafbird), ekek layongan (Common green magpie), poksay mantel (Sunda laughingthrush garrulax palliatus), sikatan melayu (Cyornis turcosus), tempua (Ploceus philippinus), hingga kacer.

Sedangkan jenis burung yang dilindungi yang berhasil diselamatkan di antaranya, tangkar ongklet (Platylophus galericulatus), dan serindit melayu (Loriculus galgulus).

Jalur sutra di Sumatera

Pelabuhan Bakauheni di Lampung Selatan diakui menjadi jalur ‘terseksi’ atau bisa dikatakan sebagai ‘jalan sutra’ usaha penyelundupan burung liar dari Sumatera ke Jawa.

“Sumatera ini yang paling dekat dengan pasar burung terbesar, yakni Jawa. Dalam perhitungan kami, paling tidak sekitar 14 juta ekor burung per tahun diambil dari alam liar untuk memenuhi kebutuhan dari pasar burung,” kata Marison.

Jalur penyelundupan burung kicau ini membentang dari Aceh hingga Lampung dengan beberapa lokasi yang menjadi tempat transit seperti di Medan, Pekan Baru, Jambi, Lubuk Linggau, dan Bandar Lampung.

“Biasanya transit dulu, agar burung yang diselundupkan itu segar lagi,” kata Marison.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com