SOLO, KOMPAS.com - Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak mengungkap kronologi kasus dugaan pengeroyokan dan perusakan dalam acara adat midodareni (doa jelang pernikahan).
Adapun penyerangan tersebut terjadi di Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (8/8/2020) lalu.
Dalam peristiwa itu, tiga orang terluka.
Baca juga: Pisang Ajaib, Berbuah 12 Tandan hingga Tanpa Daun dan Batang
Menurut Ade, penyerangan itu berawal dari pesan ajakan yang disampaikan dalam grup WhatsApp.
"Ajakan untuk melakukan aksi kekerasan berawal dari grup WA," kata Ade dalam konferensi pers di Solo, Jawa Tengah, Kamis (20/8/2020).
Setelah itu, beberapa orang yang diduga pelaku maupun tersangka mendatangi lokasi acara midodareni.
"Di situ kemudian terjadi komando untuk melakukan aksi kekerasan secara bersama-sama terhadap orang maupun barang," kata Ade.
Baca juga: Video Viral Polisi di Bali Menilang Turis Jepang, Diduga Minta Rp 1 Juta
Menurut Ade, ada beberapa grup WhatsApp yang digunakan untuk menghasut para pelaku lainnya dalam melakukan aksi pengeroyokan dan perusakan.
"Jadi, ini (pelaku) merupakan gabungan dari beberapa kelompok," ujar Ade.