Selama lima bulan bertugas, petugas pemulasaraan jenazah RSUD Kota Tasikmalaya itu telah puluhan kali melakukan pemulasraan jenazah pasien Covid-19.
"Kemarin saja dan hari ini, kita proses pemulasaraan pasien Covid-19 dua kali berturut-turut. Beberapa bulan terakhir, kita sudah puluhan kali memproses mayat berstatus Covid-19," kata dia.
Ia mempertanyakan alasan pemerintah belum mencairkan insentif mereka.
"Tolong jangan pandang kami secara marginal, yang lain sudah cair, kenapa insentif kita belum cair-cair juga sampai sekarang," keluh YR.
Para petugas pemulasaraan covid-19 RSUD Soekardjo Tasikmalaya siaga 24 jam dan tak kenal hari melaksanakan tugasnya.
Baca juga: 2 Pelaku Pengeroyokan dan Perusakan di Acara Midodareni Ditangkap
Mereka selalu menjamin pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 dilakukan sesuai protokol kesehatan.
Risiko yang diterima para petugas kamar mayat ini juga tinggi. Sebab, mereka bersentuhan langsung dengan jenazah pasien Covid-19.
"Kami juga kan bukan hanya berisiko kepada diri sendiri, tapi kita juga menjaga supaya tidak membahayakan orang lain di sekitarnya," ujar dia.
YR menegaskan, selama ini mereka mengeluarkan uang pribadi untuk memenuhi nutrisi dan menjaga kesehatan sebagai salah satu garda terdepan penanganan Covid-19.
Sementara itu, Wakil Direktur RSUD Soekardjo Tasikmalaya Deni Diyana memahami kekecewaan para petugas pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 tersebut.