Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Pohon Pisang Ajaib, Tanpa Daun dan Batang, Berbuah 12 Tandan, Ini Kata Ahli

Kompas.com - 20/08/2020, 12:02 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Fenomena pohon pisang yang tumbuh secara tak lazim menghebohkan masyarakat Jambi.

Di Kabupaten Kerinci, ada pohon pisang yang berbuah tanpa batang dan daun.

Kemudian di Sarolangun, pohon pisang tiga kali berbuah dengan total 12 tandan.

Beberapa orang warga mengaitkan fenomena ini dengan keajaiban dan hal-hal mistis.

Bahkan ada yang menyebut pisang ajaib ini bisa dijadikan obat.

Baca juga: Pisang Ajaib, Berbuah 12 Tandan hingga Tanpa Daun dan Batang

Pisang berbuah tanpa batang dan daun

Di Kabupaten Kerinci, warga dihebohkan dengan pohon pisang yang berbuah tanpa daun dan batang.

Pohon pisang itu merupakan milik seorang warga Desa Koto, Majidin Hilir, Kabupaten Kerinci, Jambi, Deri Kasigi.

Lantaran tak seperti pohon pisang pada umumnya, warga pun menjadikannya sebagai tontonan.

"Banyak warga yang datang karena pisang saya tumbuh dari dalam tanah. Memang aneh, pisang berbuah tanpa batang dan daun," kata Deri.

Baca juga: Stok Sampah Melimpah, Kulit Pisang, Pepaya, hingga Sabut Kelapa Diubah Jadi Pupuk Cair

 

ilustrasi pisang berjantung tigakompas.com/ syahrul munir ilustrasi pisang berjantung tiga
Pisang milik M Toyib tiga kali berbuah total 12 tandan

Sedangkan di Kabupaten Sarolangun, Jambi, sebuah pohon pisang tumbuh tak seperti biasanya.

Pohon pisang tersebut sudah tiga kali berbuah dengan total 12 tandan.

Selain itu, pohonnya pun bercabang membentuk huruf V.

Masing-masing batang yang bercabang dua mengeluarkan dua jantung.

"Totalnya ada empat," tutur dia.

Toyib melarang jika ada warga yang memanfaatkan pisangnya untuk sesuatu yang mistis. Sebab dia meyakini pohon pisang itu adalah berkat dari Tuhan.

Baca juga: Unik, Pohon Pisang Ini Berbuah Ribuan hingga Sempat Disangka Hoaks


Pisang dengan tandan 2 meter

Di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, sebuah pohon pisang berbuah dengan tandan sepanjang lebih dari 2 meter.

Pohon pisang itu tumbuh di Desa Rengas Bandung, Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi.

Keberadaan pohon pisang itu sontak menarik perhatian warga.

"Panjang buahnya itu hampir menyentuh tanah. Kita berharap pemerintah setempat bisa mengembangkan pisang seperti ini," kata warga setempat, Hardianto.

Baca juga: Disidang Kasus Pencabutan 5 Pohon Pisang, Padlah Menyangkal Pakai Bahasa Madura

Ilustrasi peneliti sedang bekerja di laboratorium.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi peneliti sedang bekerja di laboratorium.

Penjelasan ahli

Menurut ahli, fenomena pisang berbuah tak normal bisa saja terjadi. Ada penjelasan ilmiah terkait hal tersebut.

Bukan termasuk hal gaib, namun tumbuhan tersebut memiliki kromosom lebih dari satu sel, atau disebut poliploid.

Faktor mutasi berperan sehingga pertumbuhan pohon pisang menjadi tak lazim.

Mutasi bisa disebabkan lantaran alam, senyawa kimia karsiogenik, serangan hama hingga paparan sinar ultraviolet yang berlebih.

"Umumnya 3, di alam bisa terjadi perubahan atau mutasi karena proses adaptasi. Peluang pisang bermutasi memang besar dibanding tumbuhan lain," kata peneliti dari Universitas Jambi Dede Martino.

Baca juga: Kesal Bertahun-tahun Jalan Rusak di Kutai Timur Tak Diperbaiki, Warga Tanami Pohon Pisang

Dikembangkan 

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jon Hendri menjelaskan, tumbuhan pisang bisa bermutasi genetik karena dipengaruhi unusr hara tanah, penyakit hingga lingkungan.

Keadaan ini, oleh para ahli, dikembangkan untuk peningkatan produktivitas.

Seperti pisang bertandan panjang yang telah dikembangkan di Jawa. Namun, menurut Hendri, ukurannya tidak mencapai 2 meter.

Sedangkan saat ini pihak BPTP Jambi tengah mengembangkan pisang endemik Jambi yang tahan terhadap penyakit.

Beberapa pisang yang dikembangkan adalah pisang sungkai, rotan dan pisang telur.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jambi, Suwandi | Editor: Abba Gabrilin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com