Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Jemaat Gereja HKBP Cibinong Ricuh, Bermula dari Pelantikan Pendeta Baru

Kompas.com - 19/08/2020, 10:31 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Buntut kericuhan antarjemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bermula karena adanya mekanisme pemutasian pendeta yang dinilai cacat atau melenceng dari aturan.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Ketua Majelis Perbendaharaan Gereja HKBP Cibinong, St. TJ. Siahaan atau selaku pihak yang bertahan di dalam gereja saat peristiwa kericuhan terjadi.

Dia menyebut, asal mula perselisihan kelompoknya karena akan ada pelantikan pendeta baru di Gereja HKBP yang menginduk Distrik XXVIII Deboskab (Depok-Bogor-Sukabumi-Kalimantan Barat).

Baca juga: Jemaat Gereja HKBP Cibinong Ricuh Saling Dorong dan Ejek, Diduga Masalah Internal

Dia menilai surat keputusan (SK) Nomor 791/l27/v/2020 yang diterbitkan Ephorus (pimpinan tertinggi) HKBP pusat untuk pengangkatan pendeta baru itu berisiko karena tidak wajar.

Akibatnya, jemaat menjadi terpecah belah. Sebanyak 1.500 kepala keluarga dikabarkan mendukung pendeta (Pdt) Gideon Saragi untuk tetap menjadi pelayan.

Sedangkan sekitar 70 keluarga tetap mendukung SK pimpinan pusat atau Pdt Tiapul Hutahean.

"Nah semua jemaat (gereja HKBP Cibinong) keberatan, karena bukan itu (pendeta baru) yang diinginkan jemaat. Jadi sekarang ini ada 2 tuh pendeta pejabat resor HKBP Cibinong," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/8/2020).

Baca juga: Klaster Jemaat HOG dan Pasar Tos 3000 Sumbang 16 Pasien Positif Corona Baru di Batam

Jemaat tolak mutasi salah satu pendeta

Secara aturan, kata dia, SK pemutasian Pdt Gideon Saragi, selama ini tidak memenuhi unsur birokrasi dan bahkan terkesan bertindak sendiri.

Oleh karena itu, pihaknya menolak mutasi atau pergantian pendeta lama ke pendeta baru, Pdt Tiapul Hutahean.

Menurutnya, jemaat masih menginginkan kepemimpinan Pdt Gideon Saragi karena sudah terbukti bisa menyatukan hati dan pikiran para jemaat HKBP Cibinong untuk bersatu menyelesaikan pembangunan gereja.

"Untuk mutasi pendeta wadahnya melalui keputusan rapat, unsurnya yaitu Ephorus, sekretaris jenderal dan ada 3 kepala departemen yaitu koinonia, marturia, diakonia. Jadi di sana ada 5 unsur pimpinan," ujar dia.

"Sedangkan SK mutasi pendeta Gideon Saragi ini hanya dibuat oleh Ephorus sendiri. Nah itu yang kita nilai cacat birokrasi," imbuhnya.

 

 

Tampik tuduhan tutup gerbang

Pihaknya pun menampik tuduhan adanya pelarangan selain jemaat kelompoknya untuk beribadah di gereja HKBP Cibinong tersebut.

Menurutnya, sejak awal pandemi Covid-19 pihak majelis HKBP Cibinong sudah memutuskan bahwa tidak ada ibadah di gereja sampai dengan November sesuai anjuran pemerintah selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pra adaptasi kebiasaan baru di Kabupaten Bogor.

Ia mengimbau sejak awal ibadah dilaksanakan di rumah masing-masing dengan panduan video yang sudah dibuatkan oleh gereja.

"Majelis gereja sudah memutuskan ibadah di dalam gereja ditiadakan selama PSBB, karena kami enggak mau ada sumber malapetaka bagi jemaat lain. Bukan berarti melarang," jelas dia.

Praeses: pendeta baru sulit layani jemaat

Sementara itu, Praeses atau pemimpin distrik HKBP, Pdt. Berlin Tamba menyampaikan bahwa konflik internal pengurus dan jemaat gereja itu dimulai pada tanggal 9 Agustus 2020.

Sejak saat itu, dirinya sudah diizinkan untuk melantik pendeta baru sesuai perintah Ephorus HKBP yang dipegang oleh Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing.

Namun, SK pemutasian atau pergantian pendeta lama ke tempat baru itu tidak diindahkan oleh pihak Majelis Perbendaharaan Gereja HKBP Cibinong, St. TJ. Siahaan selaku yang menutup gereja.

Pendeta yang tak kunjung pindah itu membuat pihak yang taat kepada Ephorus atau pimpinan pusat geram.

Pasalnya, pendeta baru sulit untuk bekerja melayani jemaat HKBP Cibinong.

"Mereka (pro pendeta lama) menutup gerbang, kita enggak dikasih masuk, padahal itu sesuai dengan perjanjian. Jadi pendeta itu enggak mau dipindah," kata dia.

Ia pun sangat menyayangkan sikap Pdt Gideon Saragi yang justru memprovokasi jemaat lain secara radikal dengan menghalang-halangi orang beribadah, menggembok pintu gereja HKBP Cibinong.

Pihaknya selaku pemimpin HKBP Distrik XXVIII Deboskab saat itu hanya ingin memimpin pergantian pendeta lama ke pendeta baru. Namun pada akhirnya terjadi kericuhan.

"Saat itu kita datang ke sana karena udah ada persetujuan dari camat, protokol kesehatan sudah saya lakukan kepada Kapolres, ya artinya kami sudah urus itu. Kita mau ibadah kesana justru dihalang-halangi. Jadi sengaja mereka bawa-bawa itu biar enggak bisa masuk, padahal udah diperbolehkan ibadah di sana. Ini hak kita bersama tidak ada yang bisa mengaku-ngaku pemilik gereja HKBP Cibinong ini," ungkapnya.

Bupati Bogor berharap kericuhan tak terulang

Ditemui terpisah, Bupati Bogor Ade Yasin mengomentari terkait konflik internal antarjemaat gereja yang berujung pada keributan.

Ade yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor ini mengaku tidak bisa berkomentar lebih jauh persoalan konflik di dalam gereja tersebut.

Ia hanya berharap kericuhan itu tidak terjadi lagi karena bisa menyebabkan penularan Covid-19, sebab tidak ada sosial distancing yang berlaku.

"Kemarin sudah diselesaikan oleh pak Dandim dan Kapolres, semoga bisa selesai, dan kita harapkan tidak terulang kembali keributan itu," singkat dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com